tag:blogger.com,1999:blog-83656222818273922862024-03-05T06:50:47.349-08:00MUSLIM MULIAAlik Ibehttp://www.blogger.com/profile/06371975156014652629noreply@blogger.comBlogger23125tag:blogger.com,1999:blog-8365622281827392286.post-36989730711499369422011-06-01T02:51:00.000-07:002011-06-01T03:13:56.138-07:00KEMUSYRIKAN<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3MYyZ2ibg1ljINMmrm9ue7f8IysHIYtQt730U_Gd7mGyaIIkp_V70JXDNdSPkT5v5o4cgpVmnfz4nAn3jE8-yTbO13SIkVs0PZ2Uc6TWRITpdzSz7b6zETvAYhPpVRj8tSBcIbsZdE7e1/s1600/ponari.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 278px; height: 218px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3MYyZ2ibg1ljINMmrm9ue7f8IysHIYtQt730U_Gd7mGyaIIkp_V70JXDNdSPkT5v5o4cgpVmnfz4nAn3jE8-yTbO13SIkVs0PZ2Uc6TWRITpdzSz7b6zETvAYhPpVRj8tSBcIbsZdE7e1/s320/ponari.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5613192271176431330" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;">Abu Daud dan Tirmidzi meriwayatkan dari Tsauban Radhiyallahu 'anhu, ia berkata : telah bersabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.<br /></div><div style="text-align: justify;"><br />"Artinya : Apabila pedang telah diletakkan pada umatku, maka ia tidak akan diangkat lagi hingga hari kiamat. Dan tidak akan datang kiamat itu sehingga beberapa kabilah dari umatku mengikuti tingkah laku kaum musyrik, dan sehingga ada beberapa kabilah dari umatku yang menyembah berhala-hala" [Aunul Ma'bud Syarh Sunan Abu Daud 11 : 322-324, Tuhfatul Ahwadzi Syarh Jami Tirmidzi 6 : 466. Tirmidzi berkata, "Ini adalah hadits shahih". Dan hadits ini juga dishahihkan oleh Al-Alban dalam Shahih Al-Jami' Ash-Shagir 6 : 174, hadits nomor 7295]<br /><br />Imam Asy-Syaikhani (Bukhari dan Muslim) meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu katanya : Telah bersabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.<br /><br />"Artinya : Tidak akan datang kiamat sehingga wanita-wanita tua suku Daus berputar-putar mengelilingi Dzil-Khalashah" [Shahih Bukhari, Kitab Al-Fitan, Bab Taghayyuriz-Zaman Hatta Tu'bada Al-Autsan 13 : 76, hadits nomor 7116, Shahih Muslim Syarah Nawawi, Kitab Al-Fitan Wa Asyroth As-Sa'ah, Bab Laa Taquumu As-Sa'utu Hatta Ta'buda Daus Dzal-Khalashah 18 : 32-33]<br /><br />Dan Dzul-Khalashah ialah tempat berhala suku Daus yang mereka sembah pada zaman jahiliyah.<br /><br />Apa yang disabdakan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hadits ini telah menjadi kenyataan. Karena suku Daus dan orang-orang Arab di sekitarnya telah terfitnah dengan Dzul-Khalashah. Yakni tatkala mereka dilanda kebodohan dan kembali mengikuti jejak nenek moyang mereka terdahulu dengan menyembeah Dzul-Khalashah disamping menyembah Allah. Sehingga, bangkitlah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah dengan dakwah dan seruannya kepada tauhid dan memurnikan ajaran Islam. Maka Islampun dapat kembali lagi ke jazirah Arab. Kemudian bangkitlah Al-Imam Abdul Aziz bin Muhamad bin Sa'ud rahimahullah, dan beliau mengirim sekelompok juru dakwah ke Dzul-Khalashah untuk merobohkan dan menghancurkan sebagian bangunannya. Tetapi setelah masa pemerintahan keluarga Sa'ud atas Hizaz berakhir, maka kembalilah orang-orang jahil menyembah patung di Dzul-Khalashah lagi.<br /><br />Kemudian, ketika Abdul Aziz bin Abdur Rahman Ali (keluarga) Sa'ud rahimahullah berkuasa atas Hizaz, beliau memerintahkan gubernurnya untuk mengirim pasukan guna menghancurkannya dan menghilangkan bekas-bekasya. Segala puji dan nikmat kepunyaan Allah [Vide : Ithaful Jama'ah I : 522-523 : Sarootu Ghamid wa Zahron : 347-349]<br /><br />Kesyirikan-kesyirikan itu akan senantiasa ada dalam berbagai negeri dengan berbagai bentuknya. Dan benarlah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang bersabda.<br /><br />"Artinya : Tidak akan lenyap malam dan siang (tidak akan lenyap dunia, yakni Kiamat) sehingga Lata dan Uzza (berhala) disembah kembali" Lalu Aisyah berkata : Wahai Rasulullah, sesungguhnya ketika Allah menurunkan firmanNya : 'Dia-lah yang mengutus RasulNya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama, meskipun orang-orang musyrik tidak menyukainya'. Saya kira dengan turunnya ayat ini semua itu sudah sempurna. Beliau menjawab : "Itu akan terjadi sesuai dengan kehendak Allah, tetapi kemudian Allah akan mengirimkan angin yang baik lantas mematikan setiap orang yang di hatinya masih ada iman meskipun seberat biji sawi, sehingga tinggal manusia yang tidak ada kebaikannya sama sekali, lalu mereka kembali kepada agama nenek moyang mereka (syirik)" [Shahih Muslim dengan syarah Nawawi, Kitab Al-Fitan wa syrithis Sa'ah 18 : 33]<br /><br />Dan lambang serta wujud kemusyrikan itu banyak sekali. Tidak terbatas pada penyembahan terhadap batu, kayu dan kuburan, tetapi bisa lebih jauh dari itu. Yaitu, dengan menjadikan thoghut-thaghut sebagai saingan bagi Allah Ta'ala, yang menciptakan syari'at untuk manusia dan menyuruh manusia mengikuti syariatnya dengan meninggalkan syariat Allah. Dengan demikian, berarti mereka menjadikan diri mereka sebagai tuhan-tuhan yang disucikan selain Allah seperti yang disinyalir Allah :<br /><br /><div style="text-align: right;"> <bdo dir="RTL">اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا إِلَهًا وَاحِدًا لا إِلَهَ إِلا هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ</bdo><br /></div><br />"Artinya : <span class="gen">Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. </span><br />[At-Taubah : 31]<br /><br /><br /></div>Alik Ibehttp://www.blogger.com/profile/06371975156014652629noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8365622281827392286.post-71601654367095306072011-05-28T02:44:00.000-07:002011-05-28T03:00:24.484-07:00BERDALIL SELALU MENGIKUTI APA-APA YANG DATANG DARI KITAB ALLAH DAN SUNNAH RASULULLAH<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNC4kFctJPt1mQ_AsvDE0Y74K9up2C4HooaZdOnmSgMu6d0OkD-RZDP9olvXq_o_iQUjDP2xgccChSlWVDMfVbwvUq10lb09O4deVpa3OwdX25hjuevGMGP1VjAJ4R52g_5jgBVJUjlNch/s1600/Pesona-Muslim.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 242px; height: 182px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNC4kFctJPt1mQ_AsvDE0Y74K9up2C4HooaZdOnmSgMu6d0OkD-RZDP9olvXq_o_iQUjDP2xgccChSlWVDMfVbwvUq10lb09O4deVpa3OwdX25hjuevGMGP1VjAJ4R52g_5jgBVJUjlNch/s320/Pesona-Muslim.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5611704502683569138" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);">Dan diantara prinsip-prinsip Ahlus Sunnah wal Jama'ah adalah bahwa dalam berdalil selalu mengikuti apa-apa yang datang dari Kitab Allah dan atau Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam baik secara lahir maupun bathin dan mengikuti apa-apa yang dijalankan oleh para sahabat dari kaum Muhajirin maupun Anshar pada umumnya dan khususnya mengikuti Al-Khulafaur-rasyidin sebagaimana wasiat Rasulullah dalam sabdanya.<br /><br />"Artinya : Berepegang teguhlah kamu kepada sunnahku dan sunnah khulafaur-rasyid-iin yang mendapat petunjuk". [Telah terdahulu takhrijnya]<br /><br />Dan Ahlus Sunnah wal Jama'ah tidak mendahulukan perkataan siapapun terhadap firman Allah dan sabda Rasulullah. Oleh karena itu mereka dinamakan Ahlul Kitab Was Sunnah. Setelah mengambil dasar Al-Qur'an dan As-Sunnah, mereka mengambil apa-apa yang telah disepakati ulama umat ini. Inilah yang disebut dasar yang pertama ; yakni Al-Qur'an dan As-Sunnah. Segala hal yang diperselisihkan manusia selalu dikembalikan kepada Al-Kitab dan As-Sunnah. Allah telah berfirman.<br /><br /><div style="text-align: right;"> <bdo dir="RTL">يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الأمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلا</bdo><br /></div><br />Artinya :Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya (Al Qur'an : Surat 4 An Nissa ayat 59)<br /></div><br /><div style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);"> Ahlus Sunnah tidak meyakini adanya kema'shuman seseorang selain Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan mereka tidak berta'ashub pada suatu pendapat sampai pendapat tersebut bersesuaian dengan Al-Kitab dan As-Sunnah. Mereka meyakini bahwa mujtahid itu bisa salah dan benar dalam ijtihadnya. Mereka tidak boleh berijtihad sembarangan kecuali siapa yang telah memenuhi persyaratan tertentu menurut ahlul 'ilmi.<br /><br />Perbedaan-perbedaan diantara mereka dalam masalah ijtihad tidak boleh mengharuskan adanya permusuhan dan saling memutuskan hubungan diantara mereka, sebagaimana dilakukan orang-orang yang ta'ashub dan ahlul bid'ah. Sungguh mereka tetap metolerir perbedaan yang layak (wajar), bahkan mereka tetap saling mencintai dan berwali satu sama lain ; sebagian mereka tetap shalat di belakang sebagian yang lain betapapun adanya perbedaan masalah far'i (cabang) diantara mereka. Sedang ahlul bid'ah saling memusuhi, mengkafirkan dan menghukumi sesat kepada setiap orang yang menyimpang dari golongan mereka.</div>Alik Ibehttp://www.blogger.com/profile/06371975156014652629noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8365622281827392286.post-49494762560954440052011-05-27T03:33:00.000-07:002011-05-27T03:41:06.699-07:00BOLEHKAH SEORANG ISTRI MENGAMBIL HARTA SUAMI TANPA SEIJIN SUAMI<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7U79D3AxD4tA5_597NErwrv5gFVG_8VCznFBacc1nG9cj30iV4zsvEfZlRlU9CC5aUldqAfRbwd3OX7Tcmo3wJTypV__EUGp3qszYseAc_C1_BQhhqQYTsfkBXQ29kEHxuVaMGzOVHikU/s1600/harta+karun.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 256px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7U79D3AxD4tA5_597NErwrv5gFVG_8VCznFBacc1nG9cj30iV4zsvEfZlRlU9CC5aUldqAfRbwd3OX7Tcmo3wJTypV__EUGp3qszYseAc_C1_BQhhqQYTsfkBXQ29kEHxuVaMGzOVHikU/s320/harta+karun.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5611343465612611666" border="0" /></a><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><br />Pertanyaan.</span><br /><div style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz ditanya : Suami saya tidak pernah memberi nafkah kepada saya atau kepad anak-anak saya. Oleh karena itu kadang-kadang kami mengambil uangnya tanpa sepengetahuan dia. Apakah dalam hal ini kami berdosa ?</span><br /><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Jawaban</span><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Seorang istri boleh mengambil harta suaminya tanpa sepengetahuan suaminya, sebanyak yang ia butuhkan bersama anak-anaknya yang masih kecil, dengan cara yang baik dan tidak berlebih-lebihan. Dengan syarat suami tersebut tidak memberikan nafkah yang cukup kepadanya. Hal ini berdasarkan sebuah hadits shahih riwayat Aisyah yang menyatakan bahwa Hindun binti Utbah mengadu kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.</span><br /><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">“Artinya : Wahai Rasulullah, sesungguhnya Abu Sufyan (suamiku) tidak memberikan nafkah yang cukup kepadaku dan kepada anak-anakku. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Ambillah hartanya dengan cara yang ma’ruf sebanyak yang dibutuhkan olehmu dan anak-anakmu” [Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim]</span><br /><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala maha penolong menuju kebenaran.</span><br /><br /></div>Alik Ibehttp://www.blogger.com/profile/06371975156014652629noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8365622281827392286.post-4860829742606968472010-12-25T02:38:00.000-08:002010-12-25T14:44:34.131-08:00IMAM BUKHARI<div style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><br /></span><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqRHFtRMTafAr6GODvYikCrhihMU0KZk5yNYX4a6AsDa1xz5TCBXtpgE7oarxbLRH4vk3hJgpzAjbWX1nFsfPUddtdOmbgcPVb0KSRNI_wlF_H6i5NL4OsLP2X7aVSWrVvuv_m9TtqXXQH/s1600/imam+bukhari.jpeg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 198px; height: 187px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqRHFtRMTafAr6GODvYikCrhihMU0KZk5yNYX4a6AsDa1xz5TCBXtpgE7oarxbLRH4vk3hJgpzAjbWX1nFsfPUddtdOmbgcPVb0KSRNI_wlF_H6i5NL4OsLP2X7aVSWrVvuv_m9TtqXXQH/s320/imam+bukhari.jpeg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5554754340963114610" border="0" /></a><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);"><br /></span><b style="font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);">Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah al-Ju'fi al-Bukhari</b><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" > atau lebih dikenal </span><b style="font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);">Imam Bukhari</b><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" > adalah ahli </span><a style="font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hadits" title="Hadits">hadits</a><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" > yang termasyhur diantara para ahli hadits sejak dulu hingga kini bersama dengan </span><a style="font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Imam_Muslim" title="Imam Muslim">Imam Muslim</a><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" >, </span><a style="font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abu_Dawud" title="Abu Dawud">Abu Dawud</a><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" >, </span><a style="font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Imam_Turmudzi" title="Imam Turmudzi" class="mw-redirect">Tirmidzi</a><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" >, </span><a style="font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);" href="http://id.wikipedia.org/wiki/An-Nasai" title="An-Nasai" class="mw-redirect">An-Nasai</a><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" > dan </span><a style="font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ibnu_Majah" title="Ibnu Majah" class="mw-redirect">Ibnu Majah</a><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" > bahkan dalam kitab-kitab </span><a style="font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Fiqih" title="Fiqih">Fiqih</a><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" > dan </span><a style="font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hadits" title="Hadits">Hadits</a><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" >, </span><a style="font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hadits" title="Hadits">hadits</a><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" >-</span><a style="font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hadits" title="Hadits">hadits</a><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> beliau memiliki derajat yang tinggi. Sebagian menyebutnya dengan julukan </span><i style="font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);">Amirul Mukminin fil <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hadits" title="Hadits">Hadits</a></i><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" > (Pemimpin kaum mukmin dalam hal Ilmu </span><a style="font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hadits" title="Hadits">Hadits</a><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" >). Dalam bidang ini, hampir semua ulama di dunia merujuk kepadanya.</span><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" ><br /></span><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" >Beliau diberi nama </span><b style="font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);">Muhammad</b><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" > oleh ayah beliau, Ismail bin Ibrahim. Yang sering menggunakan nama asli beliau ini adalah </span><a style="font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Imam_Turmudzi" title="Imam Turmudzi" class="mw-redirect">Imam Turmudzi</a><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" > dalam komentarnya setelah meriwayatkan hadits dalam Sunan Turmudzi. Sedangkan kuniah beliau adalah Abu Abdullah. Karena lahir di </span><a style="font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bukhara" title="Bukhara">Bukhara</a><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" >, </span><a style="font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Uzbekistan" title="Uzbekistan">Uzbekistan</a><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" >, </span><a style="font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Asia_Tengah" title="Asia Tengah">Asia Tengah</a><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" >; beliau dikenal sebagai al-Bukhari. Dengan demikian nama lengkap beliau adalah </span><i style="font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);">Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah al-Ju'fi al-Bukhari</i><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" >. Ia lahir pada tanggal 13 Syawal 194 H (21 Juli 810 M). Tak lama setelah lahir, beliau kehilangan penglihatannya.</span><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" ><br />Cucu seorang Persia bernama Bardizbah. Kakeknya, Bardizbah, adalah pemeluk Majusi, agama kaumnya. Kemudian putranya, al-Mughirah, memeluk Islam di bawah bimbingan al-Yaman al Ja'fi, gubernur Bukhara. Pada masa itu Wala dinisbahkan kepadanya. Kerana itulah ia dikatakan "al-Mughirah al-Jafi."</span><br /><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" >Mengenai kakeknya, Ibrahim, tidak terdapat data yang menjelaskan. Sedangkan ayahnya, Ismail, seorang ulama besar ahli hadith. Ia belajar hadith dari Hammad ibn Zayd dan Imam Malik. Riwayat hidupnya telah dipaparkan oleh Ibn Hibban dalam kitab As-Siqat, begitu juga putranya, Imam Bukhari, membuat biografinya dalam at-Tarikh al-Kabir.</span><br /><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" >Bukhari dididik dalam keluarga ulama yang taat beragama. Dalam kitab </span><i style="font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);"><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ats-Tsiqat&action=edit&redlink=1" class="new" title="Ats-Tsiqat (halaman belum tersedia)">ats-Tsiqat</a></i><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" >, </span><a style="font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ibnu_Hibban&action=edit&redlink=1" class="new" title="Ibnu Hibban (halaman belum tersedia)">Ibnu Hibban</a> menulis bahwa ayahnya dikenal sebagai orang yang wara' dalam arti berhati hati terhadap hal hal yang bersifat syubhat (ragu-ragu) hukumnya terlebih lebih terhadap hal yang haram. Ayahnya adalah seorang ulama bermadzhab Maliki dan merupakan murid dari <a style="font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Imam_Malik" title="Imam Malik" class="mw-redirect">Imam Malik</a><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" >, seorang ulama besar dan ahli fikih. Ayahnya wafat ketika Bukhari masih kecil.</span><br /><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" >Ayah Bukhari disamping sebagai orang berilmu, ia juga sangat wara' (menghindari yang subhat/meragukan dan haram) dan taqwa. Diceritakan, bahawa ketika menjelang wafatnya, ia berkata: "Dalam harta yang kumiliki tidak terdapat sedikitpun wang yang haram maupun yang subhat." Dengan demikian, jelaslah bahawa Bukhari hidup dan terlahir dalam lingkungan keluarga yang berilmu, taat beragama dan wara'. Tidak hairan jika ia lahir dan mewarisi sifat-sifat mulia dari ayahnya itu.</span><br /><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" >Ia dilahirkan di Bukhara setelah salat Jum'at. Tak lama setelah bayi yang baru lahr itu membuka matanya, iapun kehilangan penglihatannya. Ayahnya sangat bersedih hati. Ibunya yang saleh menagis dan selalu berdo'a ke hadapan Tuhan, memohon agar bayinya bisa melihat. Kemudian dalam tidurnya perempuan itu bermimpi didatangi Nabi Ibrahim yang berkata:</span><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" >"Wahai ibu, Allah telah menyembuhkan penyakit putramu dan kini ia sudah dapat melihat kembali, semua itu berkat do'amu yang tiada henti-hentinya."</span><br /><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" >Ketika ia terbangun, penglihatan bayinya sudah normal. Ayahnya meninggal di waktu dia masih kecil dan meninggalkan banyak harta yang memungkinkan ia hidup dalam pertumbuhan dan perkembangan yang baik. Dia dirawat dan dididik oleh ibunya dengan tekun dan penuh perhatian.</span><br /><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" >Keunggulan dan kejeniusan Bukhari sudah nampak semenjak masih kecil. Allah menganugerahkan kepadanya hati yang cerdas, pikiran yang tajam dan daya hafalan yang sangat kuat, teristimewa dalam menghafal hadith. Ketika berusia 10 tahun, ia sudah banyak menghafal hadith. </span><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" >Bukhari berguru kepada </span><a style="font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Syekh_Ad-Dakhili&action=edit&redlink=1" class="new" title="Syekh Ad-Dakhili (halaman belum tersedia)">Syekh Ad-Dakhili</a><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" >, ulama ahli </span><a style="font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hadits" title="Hadits">hadits</a><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" > yang masyhur di Bukhara. </span><br /><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" >Pada usia 16 tahun ia bersama ibu dan abang sulungnya mengunjungi berbagai kota suci </span><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" >terutama </span><a style="font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mekkah" title="Mekkah">Mekkah</a><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" > dan </span><a style="font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Madinah" title="Madinah">Madinah</a><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" >, dimana dikedua kota suci itu dia mengikuti kuliah para guru besar </span><a style="font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hadits" title="Hadits">hadits</a><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" >. </span><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" > Kemudian ia banyak menemui para ulama dan tokoh-tokoh negerinya untuk memperoleh dan belajar hadith, bertukar pikiran dan berdiskusi dengan mereka. Dalam usia 16 tahun, ia sudah hafal kitab sunan Ibn Mubarak dan Waki, juga mengetahui pendapat-pendapat ahli ra'yi (penganut faham rasional), dasar-dasar dan mazhabnya. </span><br /><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" >Pada usia 18 tahun dia menerbitkan kitab pertama </span><i style="font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);">Kazaya Shahabah wa Tabi'in</i><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" >, hafal kitab-kitab hadits karya </span><a style="font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mubarak&action=edit&redlink=1" class="new" title="Mubarak (halaman belum tersedia)">Mubarak</a><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" > dan </span><a style="font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Waki_bin_Jarrah_bin_Malik&action=edit&redlink=1" class="new" title="Waki bin Jarrah bin Malik (halaman belum tersedia)">Waki bin Jarrah bin Malik</a><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" >. Bersama gurunya </span><a style="font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Syekh_Ishaq&action=edit&redlink=1" class="new" title="Syekh Ishaq (halaman belum tersedia)">Syekh Ishaq</a><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" >, menghimpun </span><a style="font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hadits" title="Hadits">hadits</a><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" >-</span><a style="font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hadits" title="Hadits">hadits</a><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" > shahih dalam satu kitab, dimana dari satu juta </span><a style="font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hadits" title="Hadits">hadits</a><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" > yang diriwayatkan 80.000 perawi disaring menjadi 7275 hadits.</span><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" ><br /></span><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" >Rasyid ibn Ismail, abangnya yang tertua menuturkan, pernah Bukhari muda dan beberpa murid lainnya mengikuti kuliah dan ceramah cendekiawan Balkh. Tidak seperti murid lainnya, Bukhari tidak pernah membuat catatan kuliah. Ia dicela membuang waktu dengan percuma kerana tidak mencatat. Bukhari diam tidak menjawab. Pada suatu hari, kerana merasa kesal terhadap celaan yang terus-menerus itu, Bukhari meminta kawan-kawannya membawa catatan mereka. Tercenganglah mereka semua kerana Bukhari ternyata hapal di luar kepala 15.000 haddits, lengkap terinci dengan keterangan yang tidak sempat mereka catat.</span><br /><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" >Bukhari memiliki daya hafal tinggi sebagaimana yang diakui kakaknya, </span><a style="font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Rasyid_bin_Ismail&action=edit&redlink=1" class="new" title="Rasyid bin Ismail (halaman belum tersedia)">Rasyid bin Ismail</a><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" >. Sosok beliau kurus, tidak tinggi, tidak pendek, kulit agak kecoklatan, ramah dermawan dan banyak menyumbangkan hartanya untuk pendidikan.</span><br /><br /><br /><br /></div>Alik Ibehttp://www.blogger.com/profile/06371975156014652629noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8365622281827392286.post-14411109895272974082010-12-17T23:26:00.000-08:002010-12-18T00:01:52.033-08:00AMAL ITU TERGANTUNG NIATNYA<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjElposDsSSQsCIa9FLNscnD4yWR_CyYotYAvCDLZQYMKRRuEfCIHsYvHpxcfgEQQ5r6o8R-cOJUQP1QTc_kPDWlMZqKsNNdzZXyeci8Z9m0SxvpCCWe02Q9pI66QpbXEaVpNMqYhM2kltn/s1600/amal.jpeg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 144px; height: 193px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjElposDsSSQsCIa9FLNscnD4yWR_CyYotYAvCDLZQYMKRRuEfCIHsYvHpxcfgEQQ5r6o8R-cOJUQP1QTc_kPDWlMZqKsNNdzZXyeci8Z9m0SxvpCCWe02Q9pI66QpbXEaVpNMqYhM2kltn/s320/amal.jpeg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5551928770488508402" border="0" /></a><br /><br /><div style="text-align: right;"><b><span style="font-size:130%;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" >عن أمير المؤمنين أبي حفص عمر بن الخطاب رضي الله عنه قال سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول " إنما الأعمال بالنيات , وإنما لكل امرئ ما نوى , فمن كانت هجرته إلى الله ورسوله فهجرته إلى الله ورسوله , ومن كانت هجرته إلى دنيا يصيبها و امرأة ينكحها فهجرته إلى ما هاجر إليه " متفق عليه</span><br /><br /></span></b><div style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);"><p style="font-family: arial;" align="justify"><i>Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh, Umar bin Al-Khathab radhiyallahu 'anhu, ia berkata : “Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Segala amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang hijrahnya itu Karena kesenangan dunia atau karena seorang wanita yang akan dikawininya, maka hijrahnya itu kepada apa yang ditujunya”.<br /></i></p><p style="font-family: arial;" align="justify"><b>[Diriwayatkan oleh dua orang ahli hadits yaitu Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah bin Bardizbah Al Bukhari (orang Bukhara) dan Abul Husain Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naisaburi di dalam kedua kitabnya yang paling shahih di antara semua kitab hadits. Bukhari no. 1 dan Muslim no. 1907]</b> </p><p align="justify">Hadits ini adalah Hadits shahih yang telah disepakati keshahihannya, ketinggian derajatnya dan didalamnya banyak mengandung manfaat. Imam Bukhari telah meriwayatkannya pada beberapa bab pada kitab shahihnya, juga Imam Muslim telah meriwayatkan hadits ini pada akhir bab Jihad.<br /><br />Hadits ini salah satu pokok penting ajaran islam. Imam Ahmad dan Imam Syafi’I berkata : “Hadits tentang niat ini mencakup sepertiga ilmu.” Begitu pula kata imam Baihaqi dll. Hal itu karena perbuatan manusia terdiri dari niat didalam hati, ucapan dan tindakan. Sedangkan niat merupakan salah satu dari tiga bagian itu. Diriwayatkan dari Imam Syafi’i, “Hadits ini mencakup tujuh puluh bab fiqih”, sejumlah Ulama’ mengatakan hadits ini mencakup sepertiga ajaran islam.<br /><br />Para ulama gemar memulai karangan-karangannya dengan mengutip hadits ini. Di antara mereka yang memulai dengan hadits ini pada kitabnya adalah Imam Bukhari. Abdurrahman bin Mahdi berkata : “bagi setiap penulis buku hendaknya memulai tulisannya dengan hadits ini, untuk mengingatkan para pembacanya agar meluruskan niatnya”.<br /><br />Hadits ini dibanding hadits-hadits yang lain adalah hadits yang sangat terkenal, tetapi dilihat dari sumber sanadnya, hadits ini adalah hadits ahad, karena hanya diriwayatkan oleh Umar bin Khaththab dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Dari Umar hanya diriwayatkan oleh ‘Alqamah bin Abi Waqash, kemudian hanya diriwayatkan oleh Muhammad bin Ibrahim At Taimi, dan selanjutnya hanya diriwayatkan oleh Yahya bin Sa’id Al Anshari, kemudian barulah menjadi terkenal pada perawi selanjutnya. Lebih dari 200 orang rawi yang meriwayatkan dari Yahya bin Sa’id dan kebanyakan mereka adalah para Imam.<br /><br />Pertama : Kata “Innamaa” bermakna “hanya/pengecualian” , yaitu menetapkan sesuatu yang disebut dan mengingkari selain yang disebut itu. Kata “hanya” tersebut terkadang dimaksudkan sebagai pengecualian secara mutlak dan terkadang dimaksudkan sebagai pengecualian yang terbatas. Untuk membedakan antara dua pengertian ini dapat diketahui dari susunan kalimatnya.<br />Misalnya, kalimat pada firman Allah : “Innamaa anta mundzirun” (Engkau (Muhammad) hanyalah seorang penyampai ancaman). (QS. Ar-Ra’d : 7)<br />Kalimat ini secara sepintas menyatakan bahwa tugas Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam hanyalah menyampaikan ancaman dari Allah, tidak mempunyai tugas-tugas lain. Padahal sebenarnya beliau mempunyai banyak sekali tugas, seperti menyampaikan kabar gembira dan lain sebagainya. Begitu juga kalimat pada firman Allah : “Innamal hayatud dunyaa la’ibun walahwun” à “Kehidupan dunia itu hanyalah kesenangan dan permainan”. (QS. Muhammad : 36)<br />Kalimat ini (wallahu a’lam) menunjukkan pembatasan berkenaan dengan akibat atau dampaknya, apabila dikaitkan dengan hakikat kehidupan dunia, maka kehidupan dapat menjadi wahana berbuat kebaikan. Dengan demikian apabila disebutkan kata “hanya” dalam suatu kalimat, hendaklah diperhatikan betul pengertian yang dimaksudkan.<br /><br />Pada Hadits ini, kalimat “Segala amal hanya menurut niatnya” yang dimaksud dengan amal disini adalah semua amal yang dibenarkan syari’at, sehingga setiap amal yang dibenarkan syari’at tanpa niat maka tidak berarti apa-apa menurut agama islam. Tentang sabda Rasulullah, “semua amal itu tergantung niatnya” ada perbedaan pendapat para ulama tentang maksud kalimat tersebut. Sebagian memahami niat sebagai syarat sehingga amal tidak sah tanpa niat, sebagian yang lain memahami niat sebagai penyempurna sehingga amal itu akan sempurna apabila ada niat.<br /><br />Kedua : Kalimat “Dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya” oleh Khathabi dijelaskan bahwa kalimat ini menunjukkan pengertian yang berbeda dari sebelumnya. Yaitu menegaskan sah tidaknya amal bergantung pada niatnya. Juga Syaikh Muhyidin An-Nawawi menerangkan bahwa niat menjadi syarat sahnya amal. Sehingga seseorang yang meng-qadha sholat tanpa niat maka tidak sah Sholatnya, walahu a’lam<br /><br />Ketiga : Kalimat “Dan Barang siapa berhijrah kepada Allah dan Rosul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rosul-Nya” menurut penetapan ahli bahasa Arab, bahwa kalimat syarat dan jawabnya, begitu pula mubtada’ (subyek) dan khabar (predikatnya) haruslah berbeda, sedangkan di kalimat ini sama. Karena itu kalimat syarat bermakna niat atau maksud baik secara bahasa atau syari’at, maksudnya barangsiapa berhijrah dengan niat karena Allah dan Rosul-Nya maka akan mendapat pahala dari hijrahnya kepada Allah dan Rosul-Nya.<br /><br />Hadits ini memang muncul karena adanya seorang lelaki yang ikut hijrah dari Makkah ke Madinah untuk mengawini perempuan bernama Ummu Qais. Dia berhijrah tidak untuk mendapatkan pahala hijrah karena itu ia dijuluki Muhajir Ummu Qais. Wallahu a’lam</p></div></div>Alik Ibehttp://www.blogger.com/profile/06371975156014652629noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8365622281827392286.post-29891762960169408352010-12-11T01:41:00.000-08:002010-12-11T02:11:53.409-08:00SYIRIK MENGHAPUS AMALAN DAN SYIRIK MERUPAKAN DOSA YANG TIDAK TERAMPUNI<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdtdNL0SFK3PgmAwWWMNfkBVXi8APLLOYw9GlEfgBJfHY7YjVAosAIWBvxe2ADqf_YwkSBNuvTkCxq_UqrnvnhG_jE-3a1hIHahIjftCTduPw8uRFihDK6hgyWmQm0hNuVPR0HT5N-J9Qt/s1600/syirik2.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 226px; height: 180px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdtdNL0SFK3PgmAwWWMNfkBVXi8APLLOYw9GlEfgBJfHY7YjVAosAIWBvxe2ADqf_YwkSBNuvTkCxq_UqrnvnhG_jE-3a1hIHahIjftCTduPw8uRFihDK6hgyWmQm0hNuVPR0HT5N-J9Qt/s320/syirik2.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5549360303853329218" border="0" /></a><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Apabila seseorang melakukan syirik maka terhapuslah semua pahala yang pernah ia dapatkan dan kebaikan yang pernah ia kerjakan. Allah Ta’ala berfirman:</span><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /><div style="text-align: right; color: rgb(0, 0, 0);">وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ<br /></div><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">“Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” (Al-An’am: 88)</span><br /><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Juga firman Allah Ta’ala:</span><br /><br /><div style="text-align: right; color: rgb(0, 0, 0);">لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ<br /></div><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">"Jika kamu mempersekutukan Allah, niscaya akan terhapuslah amalanmu." (Az-Zumar: 65)</span><br /><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Jika seorang berbuat syirik dan mati sebelum ia bertaubat darinya, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan pernah mengampuni dosanya untuk selama-lamanya. Sebagaimana firman-Nya:</span><br /><br /><div style="text-align: right; color: rgb(0, 0, 0);">إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ<br /></div><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (An-Nisa': 48, 116)</span><br /><br /><p style="color: rgb(0, 0, 0);"><b>Musyrik</b> adalah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Orang" title="Orang" class="mw-redirect">orang</a> yang melakukan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dosa_syirik&action=edit&redlink=1" class="new" title="Dosa syirik (halaman belum tersedia)">dosa syirik</a> (berasal dari kata <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Syarikah&action=edit&redlink=1" class="new" title="Syarikah (halaman belum tersedia)">syarikah</a> : persekutuan) yaitu mempersekutukan atau membuat tandingan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum" title="Hukum">hukum</a> atau ajaran lain selain dari ajaran/hukum <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Allah" title="Allah">Allah</a>. Syirik adalah akhlak yang melampaui batas aturan dan bertentangan dengan prinsip <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tauhid" title="Tauhid">tauhid</a> yaitu dengan mengabdi , tunduk , taat secara sadar dan sukarela pada sesuatu ajaran / perintah selain dari ajaran Allah.</p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);">Dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Islam" title="Islam">Islam</a>, syirik adalah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dosa" title="Dosa">dosa</a> yang tak bisa diampuni kecuali dengan pertobatan dan meninggalkan kemusyrikan sejauh-jauhnya.</p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);">Kemusyrikan secara personal dilaksanakan dengan mengikuti ajaran2 selain ajaran Allah secara sadar dan sukarela (membenarkan ajaran syirik dalam <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Qalbu&action=edit&redlink=1" class="new" title="Qalbu (halaman belum tersedia)">qalbu</a>, menjalankannya dalam tindakan dan berusaha menegakkan atau menjaga ajaran syirik tersebut).</p><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Ibrahim bin Azzar bin Tahur bin Sarush bin Ra'uf bin Falish bin Tabir bin Shaleh bin Arfakhsad bin Syam bin </span><a style="color: rgb(0, 0, 0);" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nuh" title="Nuh">Nuh</a><span style="color: rgb(0, 0, 0);">. Ia dilahirkan di sebuah tempat bernama Faddam, A'ram, yang terletak di dalam kawasan kerajaan </span><a style="color: rgb(0, 0, 0);" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Babilonia" title="Babilonia">Babilonia</a><span style="color: rgb(0, 0, 0);">. Pada 2.295 SM. Kerajaan Babilon waktu itu diperintah oleh seorang raja yang bengis dan mempunyai kekuasaan yang absolut dan </span><a style="color: rgb(0, 0, 0);" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Zalim" title="Zalim">zalim</a><span style="color: rgb(0, 0, 0);">, ia bernama </span><a style="color: rgb(0, 0, 0);" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Namrudz" title="Namrudz">Namrudz bin Kan'aan</a><span style="color: rgb(0, 0, 0);">. Ibrahim dianggap sebagai salah satu nabi </span><a style="color: rgb(0, 0, 0);" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ulul_azmi" title="Ulul azmi" class="mw-redirect">Ulul azmi</a><span style="color: rgb(0, 0, 0);">. Kemudian ia memiliki 2 orang putra yang dikemudian hari menjadi seorang nabi, yaitu </span><a style="color: rgb(0, 0, 0);" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ismail" title="Ismail" class="mw-redirect">Ismail</a><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> dan </span><a style="color: rgb(0, 0, 0);" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ishaq" title="Ishaq">Ishaq</a><span style="color: rgb(0, 0, 0);">. Sedangkan </span><a style="color: rgb(0, 0, 0);" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Yaqub" title="Yaqub" class="mw-redirect">Yaqub</a><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> adalah cucu dari Ibrahim.</span><br /><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Pada masa Nabi Ibrahim, kebanyakan rakyat di </span><a style="color: rgb(0, 0, 0);" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mesopotamia" title="Mesopotamia">Mesopotamia</a><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> beragama </span><a style="color: rgb(0, 0, 0);" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Politeisme" title="Politeisme">politeisme</a><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> yaitu menyembah lebih dari satu Tuhan dan menganut </span><a style="color: rgb(0, 0, 0);" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Paganisme" title="Paganisme">paganisme</a><span style="color: rgb(0, 0, 0);">. Dewa </span><a style="color: rgb(0, 0, 0);" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bulan" title="Bulan">Bulan</a><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> atau </span><i style="color: rgb(0, 0, 0);">Sin</i><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> merupakan salah satu berhala yang paling penting. Bintang, bulan dan matahari menjadi objek utama penyembahan dan karenanya, astronomi merupakan bidang yang sangat penting. Sewaktu kecil nabi Ibrahim a.s. sering melihat ayahnya membuat patung-patung tersebut, lalu dia berusaha mencari kebenaran agama yang dianuti oleh keluarganya itu.</span><br /><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Nabi Ibrahim yang sudah bertekad ingin memerangi ke</span><a style="color: rgb(0, 0, 0);" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Syirik" title="Syirik">syirikan</a><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> dan penyembahan berhala yang berlaku di dalam kaumnya ingin mempertebal iman dan keyakinannya lebih dulu, untuk menenteramkan hatinya serta membersihkannya dari keragu-raguan yang mungkin mangganggu pikirannya dengan memohon kepada </span><a style="color: rgb(0, 0, 0);" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Allah" title="Allah">Allah</a><span style="color: rgb(0, 0, 0);">.</span><br /><br /><p style="color: rgb(0, 0, 0);">Kegagalan Nabi Ibrahim dalam usahanya menyadarkan ayahnya yang tersesat itu sangat menusuk hatinya kerana ia sebagai putera yang baik ingin sekali melihat ayahnya berada dalam jalan yang benar terangkat dari lembah kesesatan dan syirik namun ia sedar bahwa hidayah itu adalah di tangan Allah dan bagaimana pun ia ingin dengan sepenuh hatinya agar ayahnya mendpt hidayah ,bila belum dikehendaki oleh Allah maka sia-sialah keinginan dan usahanya. Penolakan ayahnya terhadap dakwahnya dengan cara yang kasar dan kejam itu tidak sedikit pun mempengaruhi ketetapan hatinya dan melemahkan semangatnya untuk berjalan terus memberi penerangan kepada kaumnya untuk menyapu bersih persembahan-persembahan yang bathil dan kepercayaan-kepercayaan yang bertentangan dengan tauhid dan iman kepada Allah dan Rasul-Nya.</p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);">Nabi Ibrahim tidak henti-henti dalam setiap kesempatan mengajak kaumnya berdialog dan bermujadalah tentang kepercayaan yang mereka anuti dan ajaran yang ia bawa. Dan ternyata bahawa apabila mereka sudah tidak berdaya menolak dan menyanggah alasan-alasan dan dalil-dalil yang dikemukakan oleh Nabi Ibrahim tentang kebenaran ajarannya dan kebatilan kepercayaan mereka maka dalil dan alasan yang usanglah yang mereka kemukakan iaitu bahwa mereka hanya meneruskan apa yang bapa-bapa dan nenek moyang mereka lakukan sejak turun-temurun dan sesekali mereka tidak akan melepaskan kepercayaan dan agama yang telah mereka warisi.</p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);">Nabi Ibrahim pada akhirnya merasa tidak bermanfaat lagi untuk berdebat dan bermujadalah dengan kaumnya yang keras kepala dan yang tidak mahu menerima keterangan dan bukti-bukti nyata yang dikemukakan oleh beliau dan selalu berpegang pada satu-satunya alasan bahawa mereka tidak akan menyimpang daripada cara persembahan nenek moyang mereka, walaupun telah Nabi Ibrahim menasihati mereka berkali-kali bahawa mereka dan bapa-bapa mereka keliru dan tersesat mengikuti jejak syaitan dan iblis. Nabi Ibrahim kemudian merancang akan membuktikan kepada kaumnya dengan perbuatan yang nyata yang dapat mereka lihat dengan mata kepala mereka sendiri bahwa berhala-berhala dan patung-patung mereka betul-betul tidak berguna bagi mereka dan bahkan tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri.</p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);">Adalah sudah menjadi tradisi dan kebiasaan penduduk kerajaan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Babilonia" title="Babilonia">Babilonia</a> bahwa setiap tahun mereka keluar kota beramai-ramai pada suatu hari raya yang mereka anggap sebagai <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Keramat&action=edit&redlink=1" class="new" title="Keramat (halaman belum tersedia)">keramat</a>. Berhari-hari mereka tinggal di luar kota di suatu padang terbuka, berkhemah dengan membawa bekalan makanan dan minuman yang cukup. Mereka bersuka ria dan bersenang-senang sambil meninggalkan kota-kota mereka kosong dan sunyi. Mereka berseru dan mengajak semua penduduk agar keluar meninggalkan rumah dan turut beramai -ramai menghormati hari-hari suci itu. Nabi Ibrahim yang juga turut diajak turut serta berlagak berpura-pura sakit dan diizinkanlah ia tinggal di rumah apalagi mereka merasa khuatir bahwa penyakit Nabi Ibrahim yang dibuat-buat itu akan menular dan menjalar di kalangan mereka bila ia turut serta.</p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);"><i>"Inilah dia kesempatan yang ku nantikan."</i> kata hati Nabi Ibrahim tatkala melihat kota sudah kosong dari penduduknya, sunyi senyap tidak terdengar kecuali suara burung-burung yang berkicau, suara daun-daun pohon yang gemerisik ditiup angin kencang. Dengan membawa sebuah kapak ditangannya ia pergi menuju tempat beribadatan kaumnya yang sudah ditinggalkan tanpa penjaga, tanpa juru kunci dan hanya deretan patung-patung yang terlihat diserambi tempat peribadatan itu. Sambil menunjuk kepada semahan bunga-bunga dan makanan yang berada di setiap kaki patung berkata Nabi Ibrahim, mengejek:<i>"Mengapa kamu tidak makan makanan yang lezat yang disajikan bagi kamu ini? Jawablah aku dan berkata-katalah kamu."</i> Kemudian disepak, ditamparlah patung-patung itu dan dihancurkannya berpotong-potong dengan kapak yang berada di tangannya. Patung yang besar ditinggalkannya utuh, tidak diganggu yang pada lehernya dikalungkanlah kapak Nabi Ibrahim itu.</p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);">Terperanjat dan terkejutlah para penduduk, tatkala pulang dari berpesta ria di luar kota dan melihat keadaan patung-patung, tuhan-tuhan mereka hancur berantakan dan menjadi potongan-potongan terserak-serak di atas lantai. Bertanyalah satu kepada yang lain dengan nada hairan dan takjub: <i>"Gerangan siapakah yang telah berani melakukan perbuatan yang jahat dan keji ini terhadap tuhan-tuhan persembahan mrk ini?"</i> Berkata salah seorang diantara mrk:<i>"Ada kemungkinan bahwa orang yang selalu mengolok-olok dan mengejek persembahan kami yang bernama Ibrahim itulah yang melakukan perbuatan yang berani ini."</i> Seorang yang lain menambah keterangan dengan berkata:<i>"Bahkan dialah yang pasti berbuat, karena ia adalah satu-satunya orang yang tinggal di kota sewaktu kami semua berada di luar merayakan hari suci dan keramat itu."</i> Selidik punya selidik, akhirnya terdpt kepastian yyang tidak diragukan lagi bahwa Ibrahimlah yang merusakkan dan memusnahkan patung-patung itu. Rakyat kota beramai-ramai membicarakan kejadian yang dianggap suatu kejadian atau penghinaan yang tidak dpt diampuni terhadap kepercayaan dan persembahan mrk. Suara marah, jengkel dan kutukan terdengar dari segala penjuru, yang menuntut agar si pelaku diminta bertanggungjawab dalam suatu pengadilan terbuka, di mana seluruh rakyat penduduk kota dapat turut serta menyaksikannya.</p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);">Dan memang itulah yang diharapkan oleh Nabi Ibrahim agar pengadilannya dilakukan secara terbuka di mana semua warga masyarakat dapat turut menyaksikannya. Karena dengan cara demikian beliau dapat secara terselubung berdakwah menyerang kepercayaan mrk yang bathil dan sesat itu, seraya menerangkan kebenaran agama dan kepercayaan yang ia bawa, kalau diantara yang hadir ada yang masih boleh diharapkan terbuka hatinya bagi iman dari tauhid yang ia ajarkan dan dakwahkan. Hari pengadilan ditentukan dan datang rakyat dari segala pelosok berduyung-duyung mengujungi padang terbuka yang disediakan bagi sidang pengadilan itu.</p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);">Ketika Nabi Ibrahim datang menghadap Raja <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Namrudz" title="Namrudz">Namrudz</a> yang akan mengadili ia disambut oleh para hadirin dengan teriakan kutukan dan cercaan, menandakan sangat gusarnya para penyembah berhala terhadap beliau yang telah berani menghancurkan persembahan mrk. Ditanyalah Nabi Ibrahim oleh Raja Namrud:<i>"Apakah engkau yang melakukan penghancuran dan merusakkan tuhan-tuhan kami?"</i> Dengan tenang dan sikap dingin, Nabi Ibrahim menjawab:<i>"Patung besar yang berkalungkan kapak di lehernya itulah yang melakukannya. Cuba tanya saja kepada patung-patung itu siapakah yang menghancurkannya."</i> Raja Namrudpun terdiam sejenak. Kemudian beliau berkata:<i>" Engkaukan tahu bahwa patung-patung itu tidak dapat bercakap dan berkata mengapa engkau minta kami bertanya kepadanya?"</i> Tibalah masanya yang memang dinantikan oleh Nabi Ibrahim, maka sebagai jawapan atas pertanyaan yang terakhir itu beliau berpidato membentangkan kebathilan persembahan mereka, yang mereka pertahankan mati-matian, semata-mata hanya karena adat itu adalah warisan nenek-moyang. Berkata Nabi Ibrahim kepada Raja Namrud itu:<i>"Jika demikian halnya, mengapa kamu sembah patung-patung itu, yang tidak dapat berkata, tidak dapat melihat dan tidak dapat mendengar, tidak dapat membawa manfaat atau menolak mudharat, bahkan tidak dapat menolong dirinya dari kehancuran dan kebinasaan? Alangkah bodohnya kamu dengan kepercayaan dan persembahan kamu itu! Tidakkah dapat kamu berfikir dengan akal yang sihat bahwa persembahan kamu adalah perbuatan yang keliru yang hanya difahami oleh syaitan. Mengapa kamu tidak menyembah Tuhan yang menciptakan kamu, menciptakan alam sekeliling kamu dan menguasakan kamu di atas bumi dengan segala isi dan kekayaan. Alangkah hina dinanya kamu dengan persembahan kamu itu."</i></p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);">Setelah selesai Nabi Ibrahim menguraikan pidatonya itu, Raja Namrud mencetuskan keputusan bahawa Nabi Ibrahim harus dibakar hidup-hidup sebagai ganjaran atas perbuatannya menghina dan menghancurkan tuhan-tuhan mrk, maka berserulah para hakim kepada rakyat yang hadir menyaksikan pengadilan itu:<i>"Bakarlah ia dan belalah tuhan-tuhanmu, jika kamu benar-benar setia kepadanya."</i></p><p style="color: rgb(0, 0, 0);">Keputusan <a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mahkamah&action=edit&redlink=1" class="new" title="Mahkamah (halaman belum tersedia)">mahkamah</a> telah dijatuhkan. Nabi Ibrahim harus dihukum dengan membakar hidup-hidup dalam api yang besar sebesar dosa yang telah dilakukan. Persiapan bagi upacara pembakaran yang akan disaksikan oleh seluruh rakyat sedang diaturkan. Tanah lapang bagi tempat pembakaran disediakan dan diadakan pengumpulan kayu bakar dengan banyaknya dimana tiap penduduk secara gotong-royong harus mengambil bahagian membawa <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kayu" title="Kayu">kayu</a> bakar sebanyak yang ia dapat sebagai tanda bakti kepada tuhan-tuhan persembahan mrk yang telah dihancurkan oleh Nabi Ibrahim.</p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);">Berduyun-duyunlah para penduduk dari segala penjuru kota membawa kayu bakar sebagai sumbangan dan tanda bakti kepada tuhan mereka. Di antara terdapat para wanita yang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hamil" title="Hamil" class="mw-redirect">hamil</a> dan orang yang sakit yang membawa sumbangan kayu bakarnya dengan harapan memperolehi barakah dari tuhan-tuhan mereka dengan menyembuhkan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Penyakit" title="Penyakit">penyakit</a> mereka atau melindungi yang hamil di kala ia bersalin. Setelah terkumpul kayu bakar di lapangan yang disediakan untuk upacara pembakaran dan tertumpuk serta tersusun laksana sebuah bukit, berduyun-duyunlah orang datang untuk menyaksikan pelaksanaan hukuman atas diri Nabi Ibrahim. Kayu lalu dibakar dan terbentuklah gunung berapi yang dahsyat yang sedang berterbangan di atasnya berjatuhan terbakar oleh panasnya wap yang ditimbulkan oleh api yang menggunung itu. Kemudian dalam keadaan terbelenggu, Nabi Ibrahim diangkat ke atas sebuah gedung yang tinggi lalu dilemparkan ia kedalam tumpukan kayu yang menyala-nyala itu dengan iringan firman Allah:<i>"Hai api, menjadilah engkau dingin dan keselamatan bagi Ibrahim."</i></p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);">Sejak keputusan hukuman dijatuhkan sampai saat ia dilemparkan ke dalam bukit api yang menyala-nyala itu, Nabi Ibrahim tetap menunjukkan sikap tenang dan tawakkal karena iman dan keyakinannya bahwa Allah tidak akan rela melepaskan hamba pesuruhnya menjadi makanan api dan kurban keganasan orang-orang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kafir" title="Kafir">kafir</a> musuh Allah. Dan memang demikianlah apa yang terjadi tatkala ia berada dalam perut bukit api yang dahsyat itu ia merasa dingin sesuai dengan seruan Allah Pelindungnya dan hanya tali temali dan rantai yang mengikat tangan dan kakinya yang terbakar hangus, sedang tubuh dan pakaian yang terlekat pada tubuhnya tetap utuh, tidak sedikit pun tersentuh oleh api, hal mana merupakan suatu <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mukjizat" title="Mukjizat">mukjizat</a> yang diberikan oleh Allah kepada hamba pilihannya, Nabi Ibrahim, agar dapat melanjutkan penyampaian risalah yang ditugaskan kepadanya kepada hamba-hamba Allah yang tersesat itu.</p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);">Orang ramai tercengang dengan keajaiban ini dan mula mempersoalkan kepercayaan kepada Raja Namrud. Malah anak perempuan Raja Namrud sendiri iaitu Puteri Razia mula mempercayai agama yang dibawa oleh beliau. Lalu Puteri itupun mengaku di hadapan khalayak ramai bahawa tuhan nabi Ibrahim a.s. adalah tuhan yang sebenarnya. Ini telah menaikkan kemarahan beliau yang mengarahkan tenteranya untuk membunuh puterinya itu. Puteri itupun meluru ke arah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Api" title="Api">api</a> yang besar itu lalu berkata "Tuhan Nabi Ibrahim selamatkanlah aku". Puteri Razia pun turut terselamat dari terbakar dan dalam api yang membara itu kedengaran dia mengucap kalimah syahadah. Tindakan derhaka puterinya menjadikan hati Raja Namrud semakin membara. Sebaik sahaja puteri Razia keluar dari api tersebut beliau serta tenteranya telah mengejarnya kedalam hutan. Ini memberi peluang kepada Nabi Ibrahim serta adik tirinya Sarah, bapanya Azaar serta anak saudaranya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nabi_Luth" title="Nabi Luth" class="mw-redirect">Nabi Luth</a> untuk melarikan diri. Raja Namrud dan tenteranya puas mencari Puteri Razia tetapi puteri itu telah hilang. Selepas sekian lama, merekapun pulang dan mendapati bahawa Nabi Ibrahim turut terlepas. Setelah peristiwa ini, Raja Namrud kian gelisah kerana rakyatnya mula hilang kepercayaan dengan kekuasaannya. Oleh itu, beliau berazam pula untuk membunuh Tuhan nabi Ibrahim.</p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mukjizat" title="Mukjizat">Mukjizat</a> yang diberikan oleh Allah s.w.t. kepada Nabi Ibrahim sebagai bukti nyata akan kebenaran dakwahnya, telah menimbulkan kegoncangan dalam kepercayaan sebahagian penduduk terhadap persembahan dan patung-patung mrk dan membuka mata hati banyak daripada mereka untuk memikirkan kembali ajakan Nabi Ibrahim dan dakwahnya, bahkan tidak kurang daripada mereka yang ingin menyatakan imannya kepada Nabi Ibrahim, namun khuatir akan mendapat kesukaran dalam penghidupannya akibat kemarahan dan balas dendam para pemuka dan para pembesarnya yang mungkin akan menjadi hilang akal bila merasakan bahwa pengaruhnya telah beralih ke pihak Nabi Ibrahim.</p><br /></div>Alik Ibehttp://www.blogger.com/profile/06371975156014652629noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8365622281827392286.post-63792333301320947532010-12-10T03:30:00.000-08:002010-12-11T01:33:51.854-08:00SYIRIK ADALAH DOSA DAN KEZHALIMAN TERBESAR<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6uZlh-ifkOAJzZ62mEPZ2dOP49lHWvq64xP3Kv3qmpw2oyxf1laNLqLw_MasHQsYOpe1lVbXyANLmun2XIfVne-Prb4dsbdijQvyG5E6WLm_SkpbjFxDglQKTZMvSOTYwCZTLEIzpD6dU/s1600/ponari-sweat-syirik1.jpg"><br /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzg_v3zBxQ_YrCxFyEBojmhp3XatSn3r21tZ0gmOHAR-8-R-M4tro2AS0dpVsXREfq2FcCIpJiLa08f1Rk9B9gvx_JUm1H4_ymzb8_W3SoP0KcsubczwpoXRbUVH5Hx0r0EXGUxw3YgADj/s1600/syirik1.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 196px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzg_v3zBxQ_YrCxFyEBojmhp3XatSn3r21tZ0gmOHAR-8-R-M4tro2AS0dpVsXREfq2FcCIpJiLa08f1Rk9B9gvx_JUm1H4_ymzb8_W3SoP0KcsubczwpoXRbUVH5Hx0r0EXGUxw3YgADj/s320/syirik1.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5549022575499782226" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;"><b style="font-family: arial;">Syirik</b><span style="font-family:arial;"> (</span><a style="font-family: arial;" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_arab" title="Bahasa arab" class="mw-redirect">bahasa arab</a><span style="font-family:arial;">: </span><span style=";font-family:arial;font-size:130%;" >شرك</span><span style="font-family:arial;"> ) adalah konsep dalam </span><a style="font-family: arial;" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Islam" title="Islam">Islam</a><span style="font-family:arial;"> untuk merujuk pada aktivitas mempersekutukan </span><a style="font-family: arial;" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Allah" title="Allah">Tuhan</a><span style="font-family:arial;">, aktivitas ini sendiri memiliki lawan yakni konsep </span><a style="font-family: arial;" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tauhid" title="Tauhid">Tauhid</a><span style="font-family:arial;"> yakni konsep Islam untuk keesaan Tuhan.</span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:</span><br /><br /><div style="text-align: right;"><span style="font-family:arial;">وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ</span><br /></div><br /><span style="font-family:arial;">“Dan ingatlah ketika Luqman berkata pada anaknya saat ia memberi pelajaran padanya, “Wahai anakku, janganlah kamu menyekutukan Allah, sesungguhnya menyekutukan-Nya adalah kezhaliman yang besar”.” (Luqman: 13)</span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Sahabat yang mulia, Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu mengatakan:</span><br /><br /><div style="text-align: right;"><span style="font-family:arial;">سألت رسول الله صلى الله عليه وسلم أي الذنب أعظم قال أن تجعل لله نداً وهو خلقك</span><br /></div><br /><span style="font-family:arial;">Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, “Dosa apakah yang paling besar?” Beliau menjawab: “Engkau menjadikan sekutu bagi Allah, padahal Dia yang menciptakanmu”.” (HR. Al-Bukhari, no. 4207 dan Muslim, no. 267)</span><br /><br /><span style="font-family:arial;">Rasulullah shallallahhu’alaihi wa sallam juga mengingatkan para sahabat akan bahaya syirik ini dalam sabdanya:</span><br /><br /><div style="text-align: right;"><span style="font-family:arial;">ألا أنبئكم بأكبر الكبائر ثلاثاً قلنا بلى يا رسول الله قال الإشراك بالله وعقوق الوالدين</span><br /></div><br /><span style="font-family:arial;">“Maukah kalian aku kabarkan tentang dosa yang paling besar?”, kami (sahabat) mengatakan: “Tentu wahai Rasulullah”, lalu beliau mengatakan: “(Dosa yang paling besar) adalah menyekutukan Allah dan (selanjutnya) durhaka pada kedua orang tu.” (HR. Al-Bukhari, no. 2511 dan Muslim, no. 269)<br /><br /></span><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6uZlh-ifkOAJzZ62mEPZ2dOP49lHWvq64xP3Kv3qmpw2oyxf1laNLqLw_MasHQsYOpe1lVbXyANLmun2XIfVne-Prb4dsbdijQvyG5E6WLm_SkpbjFxDglQKTZMvSOTYwCZTLEIzpD6dU/s1600/ponari-sweat-syirik1.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 190px; height: 265px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6uZlh-ifkOAJzZ62mEPZ2dOP49lHWvq64xP3Kv3qmpw2oyxf1laNLqLw_MasHQsYOpe1lVbXyANLmun2XIfVne-Prb4dsbdijQvyG5E6WLm_SkpbjFxDglQKTZMvSOTYwCZTLEIzpD6dU/s320/ponari-sweat-syirik1.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5549023246066740738" border="0" /></a><span style="font-family:arial;"><br /></span><span style="font-family:arial;">Semoga Alloh Ta’ala menjaga kita semua dari kesyirikan. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita </span><em style="font-family: arial;">shollallohu ‘alaihi wa sallam</em><span style="font-family:arial;">, keluarga, para sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari kiamat.</span><br /><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHPHhXgdtHGtGkRUaby7cFunDQNyoCuMxBy3luwSi5pKHXRGUqsFMnPPYonE_PMQPyOioF8OwjqLrfTXwbsq2rH_5fiYmqtv_RZJ_y-6SBncC-zJc7OSEJEAhvSMjnPl6Sgx-Aq50NNwFa/s1600/doa+dari+syirik.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 330px; height: 205px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHPHhXgdtHGtGkRUaby7cFunDQNyoCuMxBy3luwSi5pKHXRGUqsFMnPPYonE_PMQPyOioF8OwjqLrfTXwbsq2rH_5fiYmqtv_RZJ_y-6SBncC-zJc7OSEJEAhvSMjnPl6Sgx-Aq50NNwFa/s320/doa+dari+syirik.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5549023802588146082" border="0" /></a><br /><br /></div>Alik Ibehttp://www.blogger.com/profile/06371975156014652629noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8365622281827392286.post-2850424185258010412010-06-20T22:04:00.000-07:002010-06-20T23:01:08.200-07:00SIFAT SOMBONG<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcSjldejIsOQr4WD4v_Wgjcy8ATx9CRGf1HlliImAh5txERjNPOa7J701ArI-KIj6ZV3OLHvKF1mpccN4iYjCnx_igHT2_6nWg2v-cxUuiMY3Ccnl_5-xaFhE2SKNsi1uPFh1VDJM4S4xu/s1600/sombong.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 276px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcSjldejIsOQr4WD4v_Wgjcy8ATx9CRGf1HlliImAh5txERjNPOa7J701ArI-KIj6ZV3OLHvKF1mpccN4iYjCnx_igHT2_6nWg2v-cxUuiMY3Ccnl_5-xaFhE2SKNsi1uPFh1VDJM4S4xu/s320/sombong.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5485101807399860178" border="0" /></a><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;font-size:100%;" ><span lang="SV">Allah melarang kita untuk sombong:</span></span><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGqNkLbvxrYRNbPIVBpZDkKiFxfqanrib6T0t1e_8SZag2mXK8g0rtwBUmZUwTfLrX4_hxV-vRK2_6m3LEcTdbSq7d_3XEQqV2_m4msZMEUynuRjGVnrYda8PF74AQ2ZwtPf0LQE3HGNXg/s1600/al+israa+37.bmp"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 59px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGqNkLbvxrYRNbPIVBpZDkKiFxfqanrib6T0t1e_8SZag2mXK8g0rtwBUmZUwTfLrX4_hxV-vRK2_6m3LEcTdbSq7d_3XEQqV2_m4msZMEUynuRjGVnrYda8PF74AQ2ZwtPf0LQE3HGNXg/s320/al+israa+37.bmp" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5485095486467740994" border="0" /></a><span style="font-size:100%;"><span lang="SV"><o:p></o:p></span></span></p><div face="arial" style="text-align: justify; font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><span lang="SV"><o:p> </o:p></span></span></p><div face="arial" style="text-align: justify; font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><strong><span lang="SV"><span style="font-weight: normal;">Artinya : Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung. [Al Qur'an Surat 17 Al Israa’ Ayat 37]</span><o:p></o:p></span></strong></span></p><div face="arial" style="text-align: justify; font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><span lang="SV"><o:p> </o:p></span><span id="more-54"></span></span></p><div face="arial" style="text-align: justify; font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><span lang="SV">Allah benci dengan orang-orang yang sombong:</span></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEx0nd3qwu_6DkeTxDargEtvJLeQXTtJZmHmLJExGFCKAwNFn4VV8uxldLE_qn8C1w9yD37dH3plm6GdiLdYDLsjzXJ2yY_jio3BN8UzNNnbYoQ0qI0I_8EwVE8iaqRSTqcm9KPR6h4oFU/s1600/lukman+18.bmp"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 62px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEx0nd3qwu_6DkeTxDargEtvJLeQXTtJZmHmLJExGFCKAwNFn4VV8uxldLE_qn8C1w9yD37dH3plm6GdiLdYDLsjzXJ2yY_jio3BN8UzNNnbYoQ0qI0I_8EwVE8iaqRSTqcm9KPR6h4oFU/s320/lukman+18.bmp" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5485097038670790450" border="0" /></a><span style="font-size:100%;"><span lang="SV"><o:p></o:p></span></span></p><div face="arial" style="text-align: justify; font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><span lang="SV"><o:p> </o:p></span></span></p><div style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;"> <span style="font-size:100%;"><strong style="font-weight: normal;"><span lang="SV">Artinya : Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. [Al Qur'an Surat 31 Luqman Ayat 18]</span></strong><br /><strong style="font-weight: normal;"></strong><br /><strong style="font-weight: normal;"></strong><span style="font-family:arial;">Kesombongan yang berawal dari perasaan lebih? atas orang lain, yang selanjutnya memunculkan sikap takabur, dan dari sana lalu timbul sikap gampang menganggap rendah orang lain adalah awal dari kerusakan tatanan sosial masyarakat. Islam datang guna menyempurnakan keadaan masyarakat dengan menata aliran dan perputaran interaksi sosial. </span><br /><br />Nabi bersabda: </span><span style="font-size:100%;">Sesungguhnya Allah mewahyukan kepada saya supaya kamu bertawa, sehingga tidak seorang-pun menganiaya orang lain, dan tidak seorang-pun menyombongkan diri pada orang lain. (H.R.Muslim)</span></div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><span lang="SV">Nabi juga berkata bahwa orang yang sombong niscaya akan disiksa oleh Allah di akhirat nanti: </span></span><span lang="SV">Dari al-Aghar dari Abu Hurarirah dan Abu Sa’id, Rasulullah Saw bersabda: Allah Swt berfirman; Kemuliaan adalah pakaian-Ku, sedangkan sombong adalah selendang-Ku. Barang siapa yang melepaskan keduanya dari-Ku, maka Aku akan menyiksanya. [HR Muslim]</span><br /></p><div face="arial" style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><span lang="SV"><o:p> </o:p></span></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">Sifat sombong, takabur dan tinggi hati selalu beranjak dari assumsi bahwa dirinya memiliki kelebihan, keistimewaan, keunggulan dan kemuliaan ketika dihadapkan pada kepemilikan orang lain. Allah membenci makhluk-Nya yang memunculkan sikap dan bersifat sombong. <span lang="SV">Namun yang patut diingat, ketika orang yang disebut kaya itu lahir mereka tidak memiliki apa-apa. Ketika mati juga tidak membawa apa-apa kecuali kain yang melekat di badan. Pada saat mati tidaklah berguna segala harta dan apa yang telah mereka kerjakan.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><span lang="SV">Allah mengingatkan bahwa manusia diciptakan dari air mani yang tidak berharga. Pantaskah manusia bersikap sombong?</span></span></p><a style="color: rgb(0, 0, 0);" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUqFTZbMAebNcPktRnWv5i76m9xwCHZeQweFYzvMAPrDz2nX-JXNLj4d-JhMsc5RII0pL27Oi8PKsDeRUhGgDuBDBDxtHLnDETZNPO8SUqI3MF_jlsuoliegiCjQQSwCwu_lKMAB5Rx9do/s1600/yaasiin+77.bmp"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 30px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUqFTZbMAebNcPktRnWv5i76m9xwCHZeQweFYzvMAPrDz2nX-JXNLj4d-JhMsc5RII0pL27Oi8PKsDeRUhGgDuBDBDxtHLnDETZNPO8SUqI3MF_jlsuoliegiCjQQSwCwu_lKMAB5Rx9do/s320/yaasiin+77.bmp" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5485098023866028658" border="0" /></a><div face="arial" style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><span lang="SV"><o:p> </o:p></span></span></p><div style="text-align: justify; font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);"> <span style="font-size:100%;"><strong style="font-weight: normal;"><span lang="SV">Artinya : Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air mani, maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata. [Al Qur'an Surat 36 Yaasiin Ayat 77]</span></strong></span></div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><span lang="SV">Sering orang sombong karena kekuasaan atau jabatan. Padahal kekuasaan dan jabatan juga tidak kekal. Ketika mati, maka kekuasaan pun hilang. Kita diganti dengan yang lain.<o:p></o:p></span></span></p><div style="text-align: justify; font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><span lang="SV"><o:p> </o:p></span></span></p><div style="text-align: justify; font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);"> <a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFJbgpCVkTxHP5jJIfLEy5FX0Gs40vJDikLH4ayNTQoHqi6YNh1NGGQzP0YNRhMKuvifURqpz_ogXzmfwNpAdlOkQK2tMnZb_aPyaZxZkY4GWe76qIgXiW4zXGZFXqnOAbqKlosYq-Oie7/s1600/ali+imran+26.bmp"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 86px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFJbgpCVkTxHP5jJIfLEy5FX0Gs40vJDikLH4ayNTQoHqi6YNh1NGGQzP0YNRhMKuvifURqpz_ogXzmfwNpAdlOkQK2tMnZb_aPyaZxZkY4GWe76qIgXiW4zXGZFXqnOAbqKlosYq-Oie7/s320/ali+imran+26.bmp" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5485099369079876962" border="0" /></a><span style="font-size:100%;"><strong style="font-weight: normal;"><span lang="SV">Artinya : Katakanlah: “Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. [Al Qur'an Surat 3 Ali ’Imran Ayat 26]</span></strong></span> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><span lang="SV"><o:p> </o:p></span></span></p><div style="text-align: justify; font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgr5_FHfzLx4h6JHUQzYRgi6Pe5nfz44gg-ZS1twfuNbOTKYezvh3oFNVcTXy9NsDvD5r7GulVHObVAX1CAm1uz5oWiv7m-nvjzjLPAjiLPlVYRWTcxFOstQ6zA3Xn7C5v6sWl1UjBafCut/s1600/al+lahab+2.bmp"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 231px; height: 41px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgr5_FHfzLx4h6JHUQzYRgi6Pe5nfz44gg-ZS1twfuNbOTKYezvh3oFNVcTXy9NsDvD5r7GulVHObVAX1CAm1uz5oWiv7m-nvjzjLPAjiLPlVYRWTcxFOstQ6zA3Xn7C5v6sWl1UjBafCut/s320/al+lahab+2.bmp" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5485100015825210850" border="0" /></a></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><strong><span lang="SV"><span style="font-weight: normal;">Artinya : Tidaklah berguna baginya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. [Al Qur'an Surat 111 Al Lahab Ayat 2]</span><o:p></o:p></span></strong></span></p><div style="text-align: justify; font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size:100%;"><span lang="SV"><o:p> </o:p></span></span></p><div style="text-align: justify; font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);"> </div><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size:100%;"><span lang="SV">Sebagaimana Qarun, harta yang kita miliki tak lain milik Allah yang dititipkan kepada kita. Ketika kita mati kita akan berpisah dengan ”harta” kita.</span></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5X6Por8SJucc4m5sIomv2QrFT6zEkFd6s5wIsDyAAszVLoCYezSg9F2vZ6SasEKyd0AG2gXci1g-gWHTax8GMvSbXvkuJRC-tqq4g183BGLO6gAwhuMpeOIING8tnfE7sSjH0emKTqBoJ/s1600/al+maa%27idah+120.bmp"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 28px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5X6Por8SJucc4m5sIomv2QrFT6zEkFd6s5wIsDyAAszVLoCYezSg9F2vZ6SasEKyd0AG2gXci1g-gWHTax8GMvSbXvkuJRC-tqq4g183BGLO6gAwhuMpeOIING8tnfE7sSjH0emKTqBoJ/s320/al+maa%27idah+120.bmp" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5485100392099634322" border="0" /></a><span style="font-size:100%;"><span lang="SV"><o:p></o:p></span></span></p><div style="text-align: justify; font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);"> </div><p class="MsoNormal" face="arial" style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size:100%;"><span lang="SV"><o:p> </o:p></span></span></p><div style="text-align: justify; font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);"> <span style="font-size:100%;"><strong style="font-weight: normal;"><span lang="SV">Artinya : Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di dalamnya; dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. [Al Qur'an Surat 5 Al Maa'idah ayat 120]</span></strong><br /><strong style="font-weight: normal;"><span lang="SV"></span></strong></span></div><p class="MsoNormal" face="arial" style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size:100%;"><span lang="SV">Ada juga orang yang sombong karena wajahnya yang cantik dan rupawan. Padahal ketika tua, maka mukanya akan jelek dan keriput. Ketika sudah dikubur, maka wajahnya hanya akan tinggal tulang tengkorak belaka. </span></span><span style="font-size:100%;"><span lang="SV">Ada lagi yang sombong karena kekuatannya atau badannya yang kekar. Begitu mati sama sekali tidak berdaya.<br /></span></span></p><div style="text-align: justify; font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);"> </div><p class="MsoNormal" face="arial" style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size:100%;"><span lang="SV"><o:p> </o:p></span></span></p><div style="text-align: justify; font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);"> </div><span style="font-size:100%;"><span lang="SV"><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" >Pantaskah manusia untuk bersikap sombong?</span><br /><br /></span></span>Alik Ibehttp://www.blogger.com/profile/06371975156014652629noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8365622281827392286.post-65593080381670573382010-06-15T21:46:00.000-07:002010-06-15T22:16:02.158-07:00GELAR TIMUR LENK<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEht64QCsjKGP2mCQZLTOK17rDSeJCeKRwUmdH0LWo36QHKNYb7ivQew591EofC0ady3U0eovE1gjDF7CuP5t3pb-3XmBk9UQXTvKpspcELH5M_wULUPD-ZVvmtGDq4Qc84kUqokjFINOzKx/s1600/timur+L.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 198px; height: 255px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEht64QCsjKGP2mCQZLTOK17rDSeJCeKRwUmdH0LWo36QHKNYb7ivQew591EofC0ady3U0eovE1gjDF7CuP5t3pb-3XmBk9UQXTvKpspcELH5M_wULUPD-ZVvmtGDq4Qc84kUqokjFINOzKx/s320/timur+L.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5483234903684048738" border="0" /></a><span style="color: rgb(0, 0, 0); font-family: arial;font-family:arial;font-size:100%;" >Timur Lenk mulai mempercayai Nasrudin, dan kadang mengajaknya berbincang soal kekuasaannya.</span></div><p style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0); font-family: arial;font-family:arial;"> <span style="font-size:100%;">"Nasrudin," katanya suatu hari, "Setiap khalifah di sini selalu memiliki gelar dengan nama Allah. Misalnya: Al-Muwaffiq Billah, Al-Mutawakkil 'Alallah, Al-Mu'tashim Billah, Al-Watsiq Billah, dan lain-lain. Menurutmu, apakah gelar yang pantas untukku ?"</span></p><p style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0); font-family: arial;font-family:arial;"> <span style="font-size:100%;">Cukup sulit, mengingat Timur Lenk adalah penguasa yang bengis. Tapi tak lama, Nasrudin menemukan jawabannya. "Saya kira, gelar yang paling pantas untuk Anda adalah "Naudzu-Billah" saja."</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size:78%;"><span style="color: rgb(0, 0, 0); font-family: arial;font-family:arial;font-size:100%;" >Catatan : Naudzu Billah artinya aku berlindung kepada Allah (darinya)</span><br /></span></p>Alik Ibehttp://www.blogger.com/profile/06371975156014652629noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8365622281827392286.post-46917356842319969552010-06-14T22:47:00.000-07:002010-06-14T23:04:47.022-07:00JIHAD MELAWAN SYAITAN<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiW19DF8sM6JhyphenhyphenAqcwwYubareXp-nRaNilEm8Nylh2P8ynVaE90eYQ7DiuB0DCS9HQmISTn3yU1FdCwCTg14PlrBE_ZQlBfPJVOgqWBvI28Om_cOFjAyUyradqTkIavKIA5fSZHFQzgE62_/s1600/syaitan.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 231px; height: 218px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiW19DF8sM6JhyphenhyphenAqcwwYubareXp-nRaNilEm8Nylh2P8ynVaE90eYQ7DiuB0DCS9HQmISTn3yU1FdCwCTg14PlrBE_ZQlBfPJVOgqWBvI28Om_cOFjAyUyradqTkIavKIA5fSZHFQzgE62_/s320/syaitan.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5482876270931865266" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify; font-family: arial;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0NT3eVy-IGQuKOz_xABnHpaxMM_cacO_nZhnZyG5QgPTvuCLyx6NqTOvK9JoSEQVDSp02MjCxV6Wh6OqD_p1JKwQSae7raHXPml34CDYbMJDyhMOA9nRgPWHzLxsh1R2CMgXy22Foan1o/s1600/al+raaf+27.bmp"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 339px; height: 92px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0NT3eVy-IGQuKOz_xABnHpaxMM_cacO_nZhnZyG5QgPTvuCLyx6NqTOvK9JoSEQVDSp02MjCxV6Wh6OqD_p1JKwQSae7raHXPml34CDYbMJDyhMOA9nRgPWHzLxsh1R2CMgXy22Foan1o/s320/al+raaf+27.bmp" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5482877251757905202" border="0" /></a>"Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh Syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman." (Al Qur'an Surat 7 Al A'raaf Ayat 27)<br /></div><br /><div style="text-align: justify; font-family: arial;">Manusia yang ingin selamat, ia harus berjihad melawan setan tersebut dengan bersenjatakan ilmu dan mentazkiyah jiwanya. Ilmu nafi’ akan menghasilkan keyakinan, yang akan menolak syubhat. Sedangkan tazkiyatun nafs, akan melahirkan ketakwaan dan kesabaran, yang akan mengendalikan syahwat.<br /><br />Menurut Imam Ibnul Qayyim, jihad melawan setan, ada dua tingkatan. Pertama, menolak syubhat dan keraguan yang dilemparkan setan kepada hamba. Kedua, menolak syahwat dan kehendak-kehendak rusak yang dilemparkan setan kepada hamba. Jihad yang pertama akan diakhiri dengan keyakinan, sedangkan jihad yang kedua akan diakhiri dengan kesabaran. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuoTE8lmrVmq9a39UJA_J5C1H0Y6xlkybiHCtvwlIUsiIu2rghDBuXtKwChpj2ua3oXoW1nLk5ZSF_wGGZhhW98dDzK0DAfl35jg_cgl39nhqgDyIvY8bPnGSD1R-54bf0PrOFSy49N2Kz/s1600/as+sajadah+24.bmp"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 336px; height: 60px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuoTE8lmrVmq9a39UJA_J5C1H0Y6xlkybiHCtvwlIUsiIu2rghDBuXtKwChpj2ua3oXoW1nLk5ZSF_wGGZhhW98dDzK0DAfl35jg_cgl39nhqgDyIvY8bPnGSD1R-54bf0PrOFSy49N2Kz/s320/as+sajadah+24.bmp" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5482874572375135634" border="0" /></a></div> <div style="text-align: justify; font-family: arial;">Artinya :<br />"Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami".[Al Qur'an Surat 32 As Sajdah Ayat 24].<br /><br />Allah memberitakan, bahwa kepemimpinan agama hanyalah diraih dengan kesabaran (dan keyakinaan). Yakni kesabaran menolak syahwat dan kehendak-kehendak yang rusak, dan keyakinan menolak keraguan dan syubhat. (Zadul Ma’ad).<br /><br />Oleh karena itu, senjata untuk melawan senjata setan ialah ilmu dan kesabaran. Ilmu yang bersumber dari kitab Allah dan Sunnah RasulNya. Kemudian mengamalkan ilmu tersebut, sehingga jiwa menjadi bersih dan suci, dan menumbuhkan kesabaran.</div>Alik Ibehttp://www.blogger.com/profile/06371975156014652629noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8365622281827392286.post-24183002065219937512010-06-10T23:26:00.000-07:002010-06-10T23:53:38.930-07:00BERBUAT BAIK KEPADA ORANG YANG LEMAH<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoXtqDnW9EVr8BbaG2nmrHubsDh61-VFRnfW0bkI9zrTPwyFQm2L_GSzGVPu3BpL99_K3sTBNqVl3ldNl18YbM97ihXOrOCOF1YQcWj0bGc965xvWlXoP4SjD7cEECRG2P9HgycdHQ6gq7/s1600/berbuat+baik.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 212px; height: 238px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoXtqDnW9EVr8BbaG2nmrHubsDh61-VFRnfW0bkI9zrTPwyFQm2L_GSzGVPu3BpL99_K3sTBNqVl3ldNl18YbM97ihXOrOCOF1YQcWj0bGc965xvWlXoP4SjD7cEECRG2P9HgycdHQ6gq7/s320/berbuat+baik.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5481405379061138146" border="0" /></a><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" >Al Qur'an Surat 17 Al Israa Ayat 7 menerangkan :</span><br /><div style="text-align: justify; font-family: arial;"><br /><a style="color: rgb(0, 0, 0);" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5z1GB1pk7yRzWpXpSVoDm_MkqCIIM0GwsBoOgvko7m69z_jNudxXyxtSgf8My5bHX-WkXZ3qC7h0KWyysghwZCYc0LwhxiskxJlsbIAs0CbTdKSMGcm-azXBrMtJfJjGqbw1AOtckKMy9/s1600/Al+Israa+7.JPG"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 335px; height: 92px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5z1GB1pk7yRzWpXpSVoDm_MkqCIIM0GwsBoOgvko7m69z_jNudxXyxtSgf8My5bHX-WkXZ3qC7h0KWyysghwZCYc0LwhxiskxJlsbIAs0CbTdKSMGcm-azXBrMtJfJjGqbw1AOtckKMy9/s320/Al+Israa+7.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5481400306194941794" border="0" /></a><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Artinya :</span><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.</span><br /><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Termasuk di antara kunci-kunci rizki adalah berbuat baik kepada orang-orang miskin. Nabi yang mulia Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa para hamba itu ditolong dan diberi rizki disebabkan oleh orang-orang yang lemah di antara mereka.</span><br /><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Mush’ab bin Sa’d Radhiyallahu ‘anhu ia berkata, ‘Bahwasanya Sa’d Radhiyallahu ‘anhu merasa dirinya memiliki kelebihan daripada orang lain. Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.</span><br /><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">“Artinya : Bukankah kalian ditolong dan diberi rizki lantaran orang-orang lemah di antara kalian?” [Shahihul Bukhari (yang dicetak bersama Umdatul Qari), Kitab Al-Jihad was Siyar, Bab Man Ista’ana Bidh Dhu’afa Wash Shalihin Fil Harbi, no. 108, 14/179]</span><br /><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Karena itu, siapa yang ingin ditolong Allah dan diberi rizki olehNya maka hendaknya ia memuliakan orang-orang lemah dan berbuat baik kepada mereka.</span><br /><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Nabi yang mulia, Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menjelaskan bahwa keridhaannya Shallallahu ‘alaihi wa sallam dapat diperoleh dengan berbuat baik kepada orang-orang miskin.</span><br /><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Imam Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzi, An-Nasa’I, Ibnu Hibban dan Al-Hakim meriwayatkan dari Abu Darda’ Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya ia berkata, aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.</span><br /><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">“Artinya : Carilah (keridhaan)ku melalui orang-orang lemah di antara kalian. Karena sesungguhnya kalian diberi rizki dan ditolong dengan sebab orang-orang lemah di antara kalian”</span><br /><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Menjelaskan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam diatas Al-Mulla Ali Al-Qari berkata, ‘Carilah keridhaanku dengan berbuat baik kepada orang-orang miskin di antara kalian. [Lihat, Murqatul Mafatih, 9/84]</span><br /><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Dan barangsiapa berusaha mendapatkan keridhaan kekasih Yang Maha Memberi rizki dan Maha Memiliki kekuatan dan keperkasaan, Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan berbuat baik kepada orang-orang miskin, niscaya Tuhannya akan menolongnya dari para musuh serta akan memberi rizki.</span><br /><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" >Al Qur'an Surat 16 An Nahl Ayat 30 menerangkan :</span><br /><br /><a style="color: rgb(0, 0, 0);" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjK_VIr8tR0TwxowqdrAdFyr-b1vxAfu3rkveHudnbHo38jwqODS2LKxITJbyPQNYh0Pl2tiehNp3lr59oi4YeKDEL35Lk_1Yy31ZvD65TJ8Z2kRwROIzzK9_x_Y0qjMg4TBSqk3yQ35jgY/s1600/an+nahl+30.JPG"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 336px; height: 60px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjK_VIr8tR0TwxowqdrAdFyr-b1vxAfu3rkveHudnbHo38jwqODS2LKxITJbyPQNYh0Pl2tiehNp3lr59oi4YeKDEL35Lk_1Yy31ZvD65TJ8Z2kRwROIzzK9_x_Y0qjMg4TBSqk3yQ35jgY/s320/an+nahl+30.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5481401969050395714" border="0" /></a><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Artinya :</span><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: "Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?" Mereka menjawab: "(Allah telah menurunkan) kebaikan." Orang-orang yang</span><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> berbuat baik</span><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik</span><span style="color: rgb(0, 0, 0);">. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik</span><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> dan itulah sebaik-baik</span><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> tempat bagi orang yang bertakwa, </span><br /><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" >Al Qur'an Surat 4 An Nisaa' Ayat 40 menerangkan :<br /><br /></span><a style="color: rgb(0, 0, 0);" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIPZL-4PZNd8HOaQUpQSojzeSwgtGCKkF2KsuFhOEBjwnXAP0F6nosE0DUaVhxKYHwJn6RvgidvsrcxZqaZ8GIwsalR2yZGkNfs8jVTduiMT6_LzbX035NKaHZ7XamDqu5wHuo-YcqM29e/s1600/An+Nissa%27+40.JPG"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 349px; height: 61px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIPZL-4PZNd8HOaQUpQSojzeSwgtGCKkF2KsuFhOEBjwnXAP0F6nosE0DUaVhxKYHwJn6RvgidvsrcxZqaZ8GIwsalR2yZGkNfs8jVTduiMT6_LzbX035NKaHZ7XamDqu5wHuo-YcqM29e/s320/An+Nissa%27+40.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5481403473073202386" border="0" /></a><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Artinya :</span><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar.</span><br /><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Maksudnya:</span><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Allah tidak akan mengurangi pahala orang-orang yang mengerjakan kebajikan walaupun sebesar zarrah, bahkan kalau dia berbuat baik pahalanya akan dilipat gandakan oleh Allah.</span><br /><br /></div>Alik Ibehttp://www.blogger.com/profile/06371975156014652629noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8365622281827392286.post-6184794334539029512010-06-06T19:46:00.000-07:002010-06-06T20:19:23.073-07:00PERINGATAN TUHAN KEPADA BANI ISRAIL<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirbAWLEplJCOzmBJQivj1mEdzIApF1gRUmGdeeEt7Zt00bfzlBR0VTKWVpX8LApu9g0s4gw_DtBHlA2w8-t_6lthfPDHweDf6B5MKqtaQFN4JQBjMArr316eAUN-7EBP1u3hdYfQpESJB_/s1600/israil+palestina.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 252px; height: 189px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirbAWLEplJCOzmBJQivj1mEdzIApF1gRUmGdeeEt7Zt00bfzlBR0VTKWVpX8LApu9g0s4gw_DtBHlA2w8-t_6lthfPDHweDf6B5MKqtaQFN4JQBjMArr316eAUN-7EBP1u3hdYfQpESJB_/s320/israil+palestina.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5479865922158443362" border="0" /></a><span style="font-size:100%;">Kepada umat yang dimurkai (Yahudi), yang Allah <em>‘Azza wa Jalla</em> berfirman tentang mereka :</span><div style="font-family: arial; text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);"> </div><p style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" dir="rtl"><span style="font-size:130%;"><strong>﴿</strong><strong> </strong><strong>فَبَاؤُواْ بِغَضَبٍ عَلَى</strong><strong> </strong><strong>غَضَبٍ وَلِلْكَافِرِينَ عَذَابٌ مُّهِينٌ</strong><strong> </strong><strong>﴾</strong></span></p><div style="font-family: arial; text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);"> </div><p style="font-weight: bold; text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" dir="ltr"><span style="font-size:100%;"><em style="font-weight: normal;">Karena itu mereka (Yahudi) mendapat murka di atas kemurkaan (yang mereka dapatkan sebelumnya). Dan untuk orang-orang kafir adzab yang menghinakan. </em><strong style="font-weight: normal;">(Al-Baqarah : 90)</strong><span id="more-297"></span></span></p><div style="font-family: arial; font-weight: bold; text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);"> </div><p style="font-weight: bold; text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" dir="ltr"><span style="font-size:100%;"><strong> </strong></span></p><div style="font-family: arial; font-weight: bold; text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);"> </div><p style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" dir="ltr"><span style="font-size:100%;">Kepada umat yang hina dan rendah, yang telah Allah timpakan kepada mereka kehinaan dan kerendahan akibat kekufuran mereka dan perbuatan mereka membunuh para nabi. Allah <em>‘Azza wa Jalla</em> berfirman :</span></p><div style="font-family: arial; text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);"> </div><p style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);font-family:times new roman;" dir="rtl"><span style="font-size:130%;"><strong style="font-family: arial;">﴿</strong><strong style="font-family: arial;"> </strong><strong style="font-family: arial;">ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ</strong><strong style="font-family: arial;"> </strong><strong><span style="font-family:arial;">الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِ</span>فُواْ إِلاَّ بِحَبْلٍ مِّنْ اللهِ وَحَبْلٍ مِّنَ</strong><strong> </strong><strong>النَّاسِ وَبَاؤُوا بِغَضَبٍ مِّنَ اللهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ</strong><strong> </strong><strong>ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُواْ يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللهِ وَيَقْتُلُونَ الأَنبِيَاء</strong><strong> </strong><strong>بِغَيْرِ حَقٍّ ذَلِكَ بِمَا عَصَوا وَّكَانُواْ يَعْتَدُونَ</strong><strong> </strong><strong>﴾</strong></span></p><div style="font-family: times new roman; text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);"> </div><p style="font-weight: bold; text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);font-family:times new roman;" dir="ltr"><span style="font-size:100%;"><em><span style="font-weight: normal;font-family:arial;" >“Telah ditimpakan kepada mereka (Yahudi) kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah serta ditimpakan kepada mereka kerendahan. Yang demikian itu (yakni: ditimpa kehinaan, kerendahan, dan kemurkaan dari Allah) karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu (yakni: kekafiran dan pembunuhan atas para nabi-nabi) disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.”</span> </em><strong face="arial" style="font-weight: normal;">(Ali ‘Imran : 112)</strong></span></p><div style="font-family: times new roman; font-weight: bold; text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);"> </div><p style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" dir="ltr"><span style="font-size:100%;">Inilah sebagian sifat-sifat kalian yang mengharuskan kalian senantiasa berada dalam kehinaan, kerendahan, dan selalu mendapat kemurkaan dari Allah. Kalian tidak akan pernah bisa tegak dalam kebaikan kecuali dengan berpegang pada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, hingga hari ini dan sampai Hari Kiamat kelak. Kalian tidak memiliki sandaran sejarah keimanan dan aqidah, kalian tidak memiliki sandaran sejarah sifat kejantanan dan keberanian. Kalian hanya berani berperang dari balik tembok, sementara permusuhan (perselisihan) di antara kalian sendiri sangat sengit. Sungguh sifat-sifat keji kalian sangat banyak, di antaranya :</span></p><div style="font-family: arial; text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);"> </div><p style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" dir="ltr"><span style="font-size:100%;">1. khianat,</span></p><div style="font-family: arial; text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);"> </div><p style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" dir="ltr"><span style="font-size:100%;">2. melanggar,</span></p><div style="font-family: arial; text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);"> </div><p style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" dir="ltr"><span style="font-size:100%;">3. menebar fitnah,</span></p><div style="font-family: arial; text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);"> </div><p style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" dir="ltr"><span style="font-size:100%;">4. menyalakan api peperangan,</span></p><div style="font-family: arial; text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);"> </div><p style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" dir="ltr"><span style="font-size:100%;">5. dan berbuat kerusakan di muka bumi.</span></p><div style="font-family: arial; text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);"> </div><p style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" dir="ltr"><span style="font-size:100%;">Setiap kalian menyalakan api peperangan niscaya Allah memadamkannya. Sungguh sejarah kalian sangat kelam, kondisi dan sifat jelek kalian tersebut sudah sangat dikenal oleh segenap umat.</span></p><p style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" dir="ltr"><span style="font-size:100%;">Allah <em>‘Azza wa Jalla</em> berfirman :</span></p><div style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);"> </div><p style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" dir="rtl"><span style="font-size:130%;"><strong>﴿</strong><strong> </strong><strong>وَقَضَيْنَا إِلَى</strong><strong> </strong><strong>بَنِي إِسْرَائِيلَ فِي الْكِتَابِ لَتُفْسِدُنَّ فِي الأَرْضِ مَرَّتَيْنِ</strong><strong> </strong><strong>وَلَتَعْلُنَّ عُلُوًّا كَبِيرًا</strong><strong> . </strong><strong>فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ أُولاهُمَا</strong><strong> </strong><strong>بَعَثْنَا عَلَيْكُمْ عِبَادًا لَّنَا أُولِي بَأْسٍ شَدِيدٍ فَجَاسُواْ خِلالَ</strong><strong> </strong><strong>الدِّيَارِ وَكَانَ وَعْدًا مَّفْعُولاً</strong><strong> . </strong><strong>ثُمَّ رَدَدْنَا لَكُمُ الْكَرَّةَ</strong><strong> </strong><strong>عَلَيْهِمْ وَأَمْدَدْنَاكُم بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَجَعَلْنَاكُمْ أَكْثَرَ</strong><strong> </strong><strong>نَفِيرًا</strong><strong> . </strong><strong>إِنْ أَحْسَنتُمْ أَحْسَنتُمْ لأَنفُسِكُمْ</strong><strong> </strong><strong>وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ الآخِرَةِ لِيَسُوؤُواْ</strong><strong> </strong><strong>وُجُوهَكُمْ وَلِيَدْخُلُواْ الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ</strong><strong> </strong><strong>وَلِيُتَبِّرُواْ مَا عَلَوْا تَتْبِيرًا</strong><strong> </strong><strong>﴾</strong></span></p><div style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);"> </div><p style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" dir="ltr"><span style="font-size:100%;"><em>“Kami telah tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab (yang telah Allah turunkan pada mereka) itu : “Sesungguhnya kamu pasti akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar”.</em></span></p><div style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);"> </div><p style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" dir="ltr"><span style="font-size:100%;"><em> </em></span></p><div style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);"> </div><p style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" dir="ltr"><span style="font-size:100%;"><em>Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, pasti Kami datangkan kepada kalian hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka akan menguasai kampung-kampung (kalian) tersebut, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana.</em></span></p><div style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);"> </div><p style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" dir="ltr"><span style="font-size:100%;"><em> </em></span></p><div style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);"> </div><p style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" dir="ltr"><span style="font-size:100%;"><em>Kemudian Kami berikan kepada kalian giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan Kami membantu kalian dengan harta kekayaan dan anak-anak, serta Kami jadikan kalian kelompok yang lebih besar.</em></span></p><div style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);"> </div><p style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" dir="ltr"><span style="font-size:100%;"><em> </em></span></p><div style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);"> </div><p style="font-weight: bold; text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);font-family:times new roman;" dir="ltr"><span style="font-size:100%;"><em><span style="font-weight: normal;font-family:arial;" >Jika kalian berbuat baik (berarti) kalian telah berbuat baik untuk diri kalian sendiri, dan jika kalian berbuat jahat, maka (kejahatan) itu untuk diri kalian sendiri. Apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kalian dan mereka masuk ke dalam masjid, sebagaimana musuh-musuh kalian memasukinya pada kali pertama, dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.”</span> </em><strong style="font-weight: normal; font-family: arial;">(Al-Isra` : 4-7)<span style="font-weight: bold;"><br /></span></strong></span></p><div style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-family:arial;">Ya Allah, wujudkan untuk umat ini dalam perkara yang benar, yang dengannya para wali-Mu menjadi mulia dan musuh-musuh-Mu menjadi hina. Ya Allah tinggikanlah </span><em style="font-family: arial;">kalimat</em><span style="font-family:arial;">-Mu, muliakanlah agama-Mu, dan muliakanlah dengannya kaum muslimin, giringlah (bimbinglah) mereka kepada-Mu dan kepada agama-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar (mengabulkan) do’a.<br /><br /></span></div>Alik Ibehttp://www.blogger.com/profile/06371975156014652629noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8365622281827392286.post-79418698728654925492010-06-04T20:01:00.000-07:002010-06-04T20:37:44.066-07:00ZAKAT, INFAQ, SEDEKAH<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhL2QfH6WpvBU7PzcOeNYFPtDVoDRoCqLc5aDWCyLKyTTS3oXsebHnpnEO4YzunR_82t1QmpvVVCXRtXTolN-UwPG2mJCAtKK1dE3vMNIa3kSw_sX-1mzaPdJhUyWgEFtG1l2yHwLCLgSlu/s1600/zakat.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 249px; height: 263px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhL2QfH6WpvBU7PzcOeNYFPtDVoDRoCqLc5aDWCyLKyTTS3oXsebHnpnEO4YzunR_82t1QmpvVVCXRtXTolN-UwPG2mJCAtKK1dE3vMNIa3kSw_sX-1mzaPdJhUyWgEFtG1l2yHwLCLgSlu/s320/zakat.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5479128565045654530" border="0" /></a><span style="font-size:100%;">zakat, infaq, sedekah tentu tidak bisa lepas dari Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surah At-Taubah Ayat 103 :</span><br /></div><div style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilKixPiqifSm2K93Xu2blY0gWuF-F94OFgVEl4MuIhLnmlgx1XwDJRSaLPjfE_3zdvB23KFQGQ_4jmdCl1GYyC0fYKAUibr3WgZQwVMKl7mNcww5EfdOMNRx3AlujzySrUz92MGumHpeXQ/s1600/at+taubah+103.bmp"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 399px; height: 70px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilKixPiqifSm2K93Xu2blY0gWuF-F94OFgVEl4MuIhLnmlgx1XwDJRSaLPjfE_3zdvB23KFQGQ_4jmdCl1GYyC0fYKAUibr3WgZQwVMKl7mNcww5EfdOMNRx3AlujzySrUz92MGumHpeXQ/s320/at+taubah+103.bmp" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5479126045346837490" border="0" /></a></span><span style="font-size:100%;">Artinya : </span> </div><p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, karena dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdo’alah untuk mereka. Sesungguhnya do’a kamu itu menjadi ketenteraman jiwa mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."<span><br /></span></span></p><p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><br /></span></p><div style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;font-size:100%;" >Bahwa zakat, infaq dan sedekah yang benar-benar ikhlas merupakan simpanan tabungan langsung di sisi Allah SWT. Senantiasa terjaga, terpelihara dan tercatat dengan sangat rapih, sehingga tidak mungkin terjadi kesalahan, kecurian, kekurangan dan kebakaran. Apabila pemiliknya memerlukannya kembali, Allah akan menjamin segera diberikanmya secara tunai.<br /><br />Allah menurunkan ayat tentang sedekah kepada Rasulullah SAW, Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir yang pada tiap-tiap bulir itu terjurai seratus biji.<br /><br />Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui (QS. Al-Baqarah: 261). Seruan Rasul itu disambut seketika oleh Abdurrahman bin Auf dengan menyerahkan empat ribu dirham seraya berkata, “Ya Rasulullah, harta milikku hanya delapan ribu dirham. Empat ribu dirham aku tahan untuk diri dan keluargaku, sedangkan empat ribu dirham lagi aku serahkan di jalan Allah”. “Allah memberkahi apa yang engkau tahan dan apa yang engkau berikan,” jawab Rasulullah SAW. Kemudian datang sahabat lainnya, Usman bin Affan. “Ya Rasul, saya akan melengkapi peralatan dan pakaian bagi mereka yang belum mempunyainya,” ujarnya.<br /></span><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;font-size:100%;" ><br />Allah ‘Azza Wa Jalla memberikan penjelasan dan berita gembira bagi orang-orang yang menafkahkan harta bendanya di jalan Allah. Dalam hal ini Allah memberikan perumpamaan pada Surah Al-Baqarah Ayat 261 :<br /><br /></span><span style="font-size:100%;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEja_9IBcuPTlPfrndu2IZFL3QXIALiCRgq1LdNlHqDVviuAAElWYZXaj_nJzZkCu5mai2JxAWJlTFQvP9WFKoUwJ9XHEyw_YtuBvl5VuWgyR9kTa6L7FrWxxQaouRFeKLqc2b_ZC4M0wIdM/s1600/al+baqarah+261.bmp"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 387px; height: 99px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEja_9IBcuPTlPfrndu2IZFL3QXIALiCRgq1LdNlHqDVviuAAElWYZXaj_nJzZkCu5mai2JxAWJlTFQvP9WFKoUwJ9XHEyw_YtuBvl5VuWgyR9kTa6L7FrWxxQaouRFeKLqc2b_ZC4M0wIdM/s320/al+baqarah+261.bmp" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5479126892521615042" border="0" /></a></span><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;font-size:100%;" >Artinya sebagai berikut :</span> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">Perumpamaan bagi orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, adalah laksana sebutir benih yang tumbuh kemudian muncul tujuh tangkai. Pada setiap tangkai muncul seratus butir. Allah akan melipatgandakan pahala (anugerah) bagi orang yang dikehendaki-Nya. Allah Maha Luas karunia-Nya lagi Maha Mengetahui.</span></p><p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><br /></span></p><p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;"><span style="font-size:100%;">Justru orang yang rajin zakat, infaq dan sedekah akan makin lancar aliran rizkinya dibandingkan dengan orang yang kikir. Karena dalam kehidupan dunia segala sesuatu yang terjadi, tidak bisa lepas dari hukum alam, hukum kausalitas dan sunnatullah. Sebagai contoh kongkrit adalah aliran air. Makin deras dan besar air mengalir dipergunakan untuk kepentingan manusia, makin banyak pula aliran air yang akan masuk ke dalam bak penampungan. Sehingga orang yang rajin zakat, infaq dan sedekah ibarat sebuah agen perbendaharaan harta, supermarket dan gudang harta yang sangat ramai dikunjungi oleh pelanggan. Perputaran barang yang masuk dan barang yang keluar mengalir dengan deras.</span></p><p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><br /></span></p><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;font-size:100%;" >Zakat, infaq dan sedekah</span><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;font-size:100%;" > adalah penolak bala, penyubur pahala, dan melipatgandakan rezeki; sebutir benih menumbuhkan tujuh bulir, yang pada tiap-tiap bulir itu terjurai seratus biji.</span><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;font-size:100%;" ><span class="MsgBodyText"> Sedekah adalah memberikan kebaikan kepada diri sendiri atau kepada orang lain. Dengan demikian sedekah maknanya luas mencakup seluruh kebaikan, berupa perkataan atau perbuatan.<br /><br /></span></span><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;font-size:100%;" ><span class="MsgBodyText">Islam menganjurkan umatnya untuk memperhatikan adab dalam bersedekah atau berzakat. Ini agar orang yang membutuhkan harta dapat menikmati hartanya dengan baik, sementara orang yang bersedekah juga mendapat pahala maksimal.<br /><br />Bersedekah mesti dalam keadaan sehat dan sangat ingin, karena sedekah yang dilaksanakan pada saat menjelang kematian tidak ada gunanya.<br /><br />Hadis dari Abu Hurairah yang diriwayatkan Al-Bukhari bahwa seseorang berkata kepada Nabi saw, "Sedekah yang mana yang lebih utama itu?" Nabi saw. bersabda, "Engkau bersedekah dalam keadaan sehat (shahih) dan berkeinginan (harish)."<br /><br />Pada satu kesempatan, Rasulullah saw. ditanya seseorang sahabatnya tentang sedekah yang paling utama. Kata beliau, 'Engkau menyedekahkan harta itu pada saat engkau dalam keadaan sehat dan di kala engkau benar-benar menginginkan harta tersebut saat itu.'' (HR Abu Dawud).</span></span><br /><span style="font-size:85%;"> </span></div>Alik Ibehttp://www.blogger.com/profile/06371975156014652629noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8365622281827392286.post-19419678765381152922010-05-15T13:24:00.000-07:002010-05-15T13:42:02.809-07:00ITIK BERKAKI SATU<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEBB4rrG9alw3aq0pzSwexURsc6Tqm3xsdm-wMaF5t93mjKBN_HUJrnbktlGAF5ZltULhVqlgibNJBQO3qMkXeQa35oKFD_KNs22AkhUd8LSDp_QUgMuklFxjRAlNjKhwam3TS-R_9tM8u/s1600/nasrudin+hoja.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 164px; height: 178px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEBB4rrG9alw3aq0pzSwexURsc6Tqm3xsdm-wMaF5t93mjKBN_HUJrnbktlGAF5ZltULhVqlgibNJBQO3qMkXeQa35oKFD_KNs22AkhUd8LSDp_QUgMuklFxjRAlNjKhwam3TS-R_9tM8u/s320/nasrudin+hoja.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5471599771625637954" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;">Sekali lagi Nasrudin diundang Timur Lenk. Nasrudin ingin membawa buah tangan berupa itik panggang. Sayang sekali, itik itu telah dimakan Nasrudin sebuah kakinya pagi itu. Setelah berpikir-pikir, akhirnya Nasrudin membawa juga itik panggang berkaki satu itu menghadap Timur Lenk.<br /><br />Seperti yang kita harapkan, Timur Lenk bertanya pada Nasrudin, "Mengapa itik panggang ini hanya berkaki satu, Mullah ?"<br /><br />"Memang di negeri ini itik-itik hanya memiliki satu kaki. Kalau Anda tidak percaya, cobalah lihat di kolam."<br /><br />Mereka berdua berjalan ke kolam. Di sana, banyak itik berendam sambil mengangkat sebuah kakinya, sehingga nampak hanya berkaki satu.<br /><br />"Lihatlah," kata Nasrudin puas, "Di sini itik hanya berkaki satu."<br /><br />Tentu Timur Lenk tidak mau ditipu. Maka ia pun berteriak keras. Semua itik kaget, menurunkan kaki yang dilipat, dan beterbangan.<br /><br />Tapi Nasrudin tidak kehilangan akal. "Subhanallah," katanya, "Bahkan itik pun takut pada keinginan Anda. Barangkali kalau Anda meneriaki saya, saya akan ketakutan dan secara reflek menggandakan kaki jadi empat dan kemudian terbang juga."<br /><br /></div>Alik Ibehttp://www.blogger.com/profile/06371975156014652629noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8365622281827392286.post-80227423663514961942009-12-15T18:50:00.000-08:002009-12-15T19:00:00.864-08:00KEWAJIBAN BERTAUBAT<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGLPntysFcSbeHdHuu8LNVv1dX59t9O0S6uGAZ3037NlOrsFzSHOw1HRWGm-70J0RgoX1pLfHedNoIvDIxlmHIJJXE6rznwz1ZiR5jCF8B7_sqyP8EPZpC-OD4Cfafn4KZleH6mPfaU6mm/s1600-h/abelandel_taubatan_nasuha.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 242px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGLPntysFcSbeHdHuu8LNVv1dX59t9O0S6uGAZ3037NlOrsFzSHOw1HRWGm-70J0RgoX1pLfHedNoIvDIxlmHIJJXE6rznwz1ZiR5jCF8B7_sqyP8EPZpC-OD4Cfafn4KZleH6mPfaU6mm/s320/abelandel_taubatan_nasuha.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5415662749347028754" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);">Bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala merupakan kewajiban yang diperintahkan Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu’alaihi wa sallam:<br /><br /><div style="text-align: right;">يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ<br /></div><br />“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nashuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.” (At-Tahrim: 8)<br /><br /><div style="text-align: right;">وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ<br /></div><br />“Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (An-Nur: 31)<br /><br /><div style="text-align: right;">عن الأَغَرِّ بنِ يسار المزنِيِّ – رضي الله عنه – ، قَالَ : قَالَ رَسُول الله – صلى الله عليه وسلم – : ((يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللَّهِ فَإِنِّى أَتُوبُ فِى الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ مَرَّةٍ)) رواه مسلم<br /></div><br />Dari al-Agar bin Yasar radhiyallahu’anhu beliau berkata, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “wahai sekalian manusia, bertaubatlah kepada Allah Ta’ala, sesungguhnya aku bertaubat kepada-Nya dalam sehari seratus kali.” (HR. Muslim, no. 7034)<br /><br />Berkata al-Imam Ibnu Qudamah rahimahullah, “Para Ulama telah sepakat (ijma’) atas wajibnya taubat, karena perbuatan-perbuatan dosa dapat membinasakan pelakunya dan menjauhkannya dari Allah Ta’ala, maka wajib menghindarinya dengan segera”.<br /><br />Jadi, kewajiban taubat harus dilaksanakan dengan segera dan tidak boleh ditunda-tunda, karena semua perintah Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu’alaihi wa sallam harus dilaksanakan dengan segera jika tidak ada dalil yang membolehkan penundaannya. Bahkan para Ulama menjelaskan bahwa menunda taubat merupakan suatu perbuatan dosa yang membutuhkan taubat tersendiri.</div>Alik Ibehttp://www.blogger.com/profile/06371975156014652629noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8365622281827392286.post-30648523850881773462009-11-21T00:36:00.000-08:002009-11-22T21:27:29.203-08:00SHOLAT BERJAMA'AH<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgd-xyPbl0AvCntHLUiJbrL4UZHF8ruLAtuaPa3pXiM7T9GHl63sT0wxKk5Yes2DGv3KIZWgDV8JGwTpkuI_3BgwZ77IkAj5GxsROScOUorKVkdmEEaXqWgVdse8-OELA352CyXsgHK-PtM/s1600/berjamaah.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 218px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgd-xyPbl0AvCntHLUiJbrL4UZHF8ruLAtuaPa3pXiM7T9GHl63sT0wxKk5Yes2DGv3KIZWgDV8JGwTpkuI_3BgwZ77IkAj5GxsROScOUorKVkdmEEaXqWgVdse8-OELA352CyXsgHK-PtM/s320/berjamaah.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5407166332385113842" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify; font-family: arial;">Asy-Syaikh al-‘Utsaimin rahimahullah juga menjelaskan bahwa para Ulama telah sepakat akan disyari’atkannya sholat jama’ah, namun mereka berbeda pendapat akan hukumnya menjadi empat pendapat:<br /><br />Pertama: Fardhu ‘ain.<br />Kedua: Fadhu kifayah.<br />Ketiga: Sunnah mu’akkadah.<br />Keempat: Syarat sahnya sholat.<br /><br />Kemudian beliau menguatkan bahwa yang benar adalah pendapat pertama, yaitu hukum sholat jama’ah (bagi laki-laki) adalah fardhu ‘ain, barangsiapa yang meninggalkannya dengan sengaja maka dia berdosa namun sholatnya tetap sah. Setelah itu beliau menjelaskan kelemahan-kelemahan pendapat yang lainnya (lihat Asy-Syarhul Mumti’ 4/59).<br /><br />Adapun dalil-dalil wajibnya sholat jama’ah dari al-Qur’an, as-Sunnah dan amalan para Sahabat adalah sebagai berikut.<br /><br />Dalil dari al-Qur’an, diantaranya firman Allah Ta’ala:<br /><br /><div style="text-align: right;">وَإِذَا كُنتَ فِيهِمْ فَأَقَمْتَ لَهُمُ الصَّلاَةَ فَلْتَقُمْ طَآئِفَةٌ مِّنْهُم مَّعَكَ وَلْيَأْخُذُواْ أَسْلِحَتَهُمْ فَإِذَا سَجَدُواْ فَلْيَكُونُواْ مِن وَرَآئِكُمْ وَلْتَأْتِ طَآئِفَةٌ أُخْرَى لَمْ يُصَلُّواْ فَلْيُصَلُّواْ مَعَكَ وَلْيَأْخُذُواْ حِذْرَهُمْ وَأَسْلِحَتَهُمْ<br /></div><br />“Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan sholat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (sholat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang shalat besertamu) telah sujud (telah selesai sholat), maka hendaklah datang golongan yang kedua yang belum sholat, lalu sholatlah mereka denganmu, dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata…”. (An Nisaa’ 102)<br /><br />Ayat ini menjelaskan tentang tata cara sholat ketika perang, yaitu sholat khauf (dalam keadaan takut), bahwasannya Allah Ta’ala memerintahkan sholat berjama’ah meski dalam keadaan khauf, sedang ‘perintah’ hukum asalnya adalah ‘wajib’ dan ia tetap pada hukum asal tersebut selama tidak ada dalil yang memalingkan dari hukum asalnya.<br /><br />Sedangkan dalil dari As-Sunnah dan atsar Sahabat, diantaranya:<br /><br /><div style="text-align: right;">عن ابن أم مكتوم - رضي الله عنه- أنه سأل النبي صلى الله عليه وسلم فقال: يا رسول الله، إني رجل ضرير البصر، شاسع الدار، ولي قائد لا يلائمني، فهل لي رخصة أن أصلي في بيتي؟ قال: هل تسمع النداء؟ قال: نعم، قال: لا أجد لك رخصة<br /></div><br />Dari Abdullah bin Ummi Maktum radiyallahu’anhu bahwasannya dia bertanya kepada Nabi shallallahu’alaihi wa sallam, “wahai Rasulullah, sesungguhnya aku seorang lelaki buta, rumahku jauh (dari masjid), dan penuntunku tidak selalu menemaniku, apakah ada keringanan bagiku untuk sholat di rumahku?” Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam mengatakan, “apakah kamu mendengar adzan”, dia menjawab “ya”, beliau bersabda, “saya tidak mendapati keringanan untukmu.” (HR. Abu Daud no. 552, dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shohih Abi Daud no. 561)<br /><br />Dari Abdullah bin Mas’ud radiyallahu’anhu dia berkata, “barangsiapa yang ingin berjumpa dengan Allah besok (hari kiamat) dalam keadaan muslim maka hendaklah dia menjaga sholat lima waktu dengan melaksanakannya di tempat dikumandangkan adzan, karena sesungguhnya Allah telah mensyari’atkan kepada Nabi kalian shallallahu’alaihi wa sallam jalan-jalan hidayah, sedang sholat lima waktu berjama’ah adalah termasuk jalan-jalan hidayah tersebut. Dan seandainya kalian sholat di rumah-rumah kalian -sebagaimana sholatnya orang yang meninggalkan ini di rumahnya-, maka sungguh kalian telah meninggalkan petunjuk Nabi kalian shallallahu’alaihi wa sallam, sedang jika kalian meninggalkan petunjuk Nabi kalian shallallahu’alaihi wa sallam maka kalian pasti tersesat. Dan tidaklah ada seorang bersuci dengan baik, kemudian dia bermaksud ke masjid kecuali Allah menuliskan baginya pada setiap langkahnya satu kebaikan, dan mengangkat satu derajatnya, serta menghapus satu kesalahannya (dengan setiap satu langkahnya). Dan sungguh aku melihat kami (para Sahabat), tidaklah ada yang meninggalkan sholat jama’ah kecuali (kami menganggapnya) seorang munafik yang jelas kemunafikannya, bahkan dahulu seorang (sahabat yang sakit) didatangkan (ke masjid) dengan dibopong oleh dua orang sampai diberdirikan ke dalam shaf.” (HR. Muslim, no. 1520)<br /><br />Adapun bagi wanita maka hukumnya boleh sholat jama’ah di masjid (tentu dengan syarat memperhatikan adab-adab Islami), namun sholatnya wanita di rumahnya itu lebih baik (lihat Asy-Syarhul Mumti’ 4/60).<br /><br />Berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam:<br /><br /><div style="text-align: right;">لا تمنعوا نساءكم المساجد و بيوتهن خير لهن<br /></div><br />“Janganlah kalian melarang wanita-wanita kalian mendatangi masjid-masjid (untuk sholat), dan (sholatnya mereka) di rumah-rumah mereka itu lebih baik bagi mereka.” (HR. Hakim no. 755, dishohihkan Syaikh Al-Albani dalam Shohihul Jami’ no. 7458)<br /><br /></div>Alik Ibehttp://www.blogger.com/profile/06371975156014652629noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8365622281827392286.post-60924165490362653012009-11-10T03:11:00.001-08:002009-11-21T00:45:36.690-08:00KEBIJAKSANAAN DAN PENERANG HATI<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_Nh5vKilNpQ2eZjAT1ppUxT7eJha-p_UY7sriVP-vj6GWaanP5qUYDaAQUxuzTZJ6RHqn4QWvTJxpGF02OGQoGg_PyOzWfUhDYFrOkBInetLGNYRvv1upYzWuTUXjkmD0LWtNa4DaRmTG/s1600-h/quran.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_Nh5vKilNpQ2eZjAT1ppUxT7eJha-p_UY7sriVP-vj6GWaanP5qUYDaAQUxuzTZJ6RHqn4QWvTJxpGF02OGQoGg_PyOzWfUhDYFrOkBInetLGNYRvv1upYzWuTUXjkmD0LWtNa4DaRmTG/s320/quran.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5402442974431200562" border="0" /></a><br /><span style="font-weight: bold;">AL QUR'AN :</span><br /><br /><div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8PTP-Xqjg4oi3FWtrUTUhkoiC8EvjPopNuisvRKzAN11Rzf_V_vLho6aJDBqyIaCMgA469rquw8ZD5z2R0H57UhElUQFijiNH4AWU2IP6U0M2Dz1wFKEurEZx33lt6GSKi3FOnesfVWbE/s1600-h/Al+Qashash+51.JPG"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 361px; height: 30px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8PTP-Xqjg4oi3FWtrUTUhkoiC8EvjPopNuisvRKzAN11Rzf_V_vLho6aJDBqyIaCMgA469rquw8ZD5z2R0H57UhElUQFijiNH4AWU2IP6U0M2Dz1wFKEurEZx33lt6GSKi3FOnesfVWbE/s320/Al+Qashash+51.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5402438759447342258" border="0" /></a><span style=";font-family:arial;font-size:100%;" >Dan sesungguhnya telah Kami turunkan berturut-turut perkataan ini (Al Quran) kepada mereka agar mereka mendapat pelajaran</span> (Al Qashash 51)<br /></div><br /><div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8dQHbgHPT0Z3fCkZQCgrFMDQMjiD72OfXHS12m79Hbu3zqtm9T5AxnciGIB_A7MbYD9nj-SBPGd6MbLY2cE6RsnlxOtlhKmyD87mDtt2Z9PagGZhG-7Q3SNIB4caRqdTt_aX3BtJ4Kizm/s1600-h/Al+Qashash+52.JPG"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 351px; height: 32px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8dQHbgHPT0Z3fCkZQCgrFMDQMjiD72OfXHS12m79Hbu3zqtm9T5AxnciGIB_A7MbYD9nj-SBPGd6MbLY2cE6RsnlxOtlhKmyD87mDtt2Z9PagGZhG-7Q3SNIB4caRqdTt_aX3BtJ4Kizm/s320/Al+Qashash+52.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5402437617959603554" border="0" /></a><span style=";font-family:arial;font-size:100%;" >Orang-orang yang telah Kami datangkan kepada mereka Al Kitab sebelum Al Quran, mereka beriman (pula) dengan Al Quran itu (Al Qashash 52)</span><br /></div><br /><div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRV9IHE_l_PZwk0eZPHPWhyphenhyphen1VOqWRoWXu6W7cBnrNx136KQVl4vBZDRD18QuPd501UM9bgoDk7-otlMysL7L_6wcQdYxk9pQYyVXNEjIQfIJgMMvW2tmvcj87an2wBuLmEUQfcL6vbZ0Wk/s1600-h/Al+Qashash+53.JPG"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 360px; height: 64px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRV9IHE_l_PZwk0eZPHPWhyphenhyphen1VOqWRoWXu6W7cBnrNx136KQVl4vBZDRD18QuPd501UM9bgoDk7-otlMysL7L_6wcQdYxk9pQYyVXNEjIQfIJgMMvW2tmvcj87an2wBuLmEUQfcL6vbZ0Wk/s320/Al+Qashash+53.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5402436626262024802" border="0" /></a><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:arial;">Dan apabila dibacakan (Al Quran itu) kepada mereka, mereka berkata: "Kami beriman kepadanya; sesungguhnya; Al Quran itu adalah suatu kebenaran dari Tuhan kami, sesungguhnya kami sebelumnya adalah orang-orang yang membenarkan(nya) (Al Qashash 53).</span> </span></div><div style="text-align: justify;"><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNxToZfkPFFYRJ9oYpfXDMeAq7D-RPLWImNk8Pnwp1veXpi9UwcPsuDTSifwCbPZ3C7qaorbCa3kumJlxiOuLqjt7JLv-D2e_UC6f2aWFESJ6pYJjXsk4nVc8lX79TyGt5Vw8Pur94CCLY/s1600-h/Al+Qashash+54.JPG"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 368px; height: 73px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNxToZfkPFFYRJ9oYpfXDMeAq7D-RPLWImNk8Pnwp1veXpi9UwcPsuDTSifwCbPZ3C7qaorbCa3kumJlxiOuLqjt7JLv-D2e_UC6f2aWFESJ6pYJjXsk4nVc8lX79TyGt5Vw8Pur94CCLY/s320/Al+Qashash+54.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5402435815531854738" border="0" /></a><span style="font-size:100%;"><span class="gen" style="font-family:arial;">Mereka itu diberi pahala dua kal<span style="font-weight: bold;">i</span> disebabkan kesabaran mereka, dan mereka menolak kejahatan dengan kebaikan, dan sebagian dari apa yang telah Kami rezkikan kepada mereka, mereka nafkahkan (Al Qashash 54)</span><a style="font-family: arial;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5yvznlznjhgV3eyb-hRgs795NY54Ln0H55M5hSm3OqIccwS8xKXzFE2YMtUJ60iJNEVrVrLTrBuxrioJ7UuDn0OBnXUR2CKejsotcyODhflSEAOMmVzAv3CB7xxBd8_4dq9cx5VZJM26A/s1600-h/Al+Qashash+55.JPG"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 373px; height: 66px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5yvznlznjhgV3eyb-hRgs795NY54Ln0H55M5hSm3OqIccwS8xKXzFE2YMtUJ60iJNEVrVrLTrBuxrioJ7UuDn0OBnXUR2CKejsotcyODhflSEAOMmVzAv3CB7xxBd8_4dq9cx5VZJM26A/s320/Al+Qashash+55.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5402434876337845282" border="0" /></a><span style="font-family:arial;">Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling daripadanya dan mereka berkata: "Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu, kesejahteraan atas dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang jahil." (Al Qashash 55)<br /><br /></span> </span></div><span style="font-size:100%;"> </span><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><a style="font-family: arial;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSXWEDTNDGivPU3uWTSYA1IcnMhG2VM3HitMeWWHxj456K_qlRjqlaq0Ko0-NRPJWFytioUyxauUY87-r3q3diqwLK0x1yoK_OysQa3T7mormrRPZIBLSjKbdh1RxiV5JtZo6apUz6FO4w/s1600-h/An+Nuur+35.JPG"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 373px; height: 172px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSXWEDTNDGivPU3uWTSYA1IcnMhG2VM3HitMeWWHxj456K_qlRjqlaq0Ko0-NRPJWFytioUyxauUY87-r3q3diqwLK0x1yoK_OysQa3T7mormrRPZIBLSjKbdh1RxiV5JtZo6apUz6FO4w/s320/An+Nuur+35.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5402432846206912786" border="0" /></a></span><span style=";font-family:arial;font-size:100%;" >Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu (An Nuur 35)</span><br /></div><br /><span style="font-weight: bold;">DO'A :</span><br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibmZeMueDV6sFPpZwQSeTc7OpxOhs8uaDeV0uUXkJiIvk5AUOcLgZrceBLWCRCgH69mh1SF7mamUUeTyPvK5A69SA9gBUriEp3caGFVfTX_3q7d-OcbZgbID1GvUtVeOR-I5ReWmhN7GVV/s1600-h/DOA+penerang+hati.GIF"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 410px; height: 131px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibmZeMueDV6sFPpZwQSeTc7OpxOhs8uaDeV0uUXkJiIvk5AUOcLgZrceBLWCRCgH69mh1SF7mamUUeTyPvK5A69SA9gBUriEp3caGFVfTX_3q7d-OcbZgbID1GvUtVeOR-I5ReWmhN7GVV/s320/DOA+penerang+hati.GIF" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5402431258923691810" border="0" /></a>Alik Ibehttp://www.blogger.com/profile/06371975156014652629noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8365622281827392286.post-24965433099427222952009-11-08T03:11:00.000-08:002009-11-08T03:16:43.183-08:00KELEDAI MEMBACA<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnSiRRpZxeG98DAxjPR3I8S6NBR2yFeTBD9HlKC0orMvJ_llJkxLGsZFuJKl7Ui4oRWUnN8hmt9-zHu0f7BAT4GJIqI6XVLksSjtX1dd0j3D7bfsz7K6T7LxE-ym0OjdULhNogPTY6yfeS/s1600-h/mullahnasrudin.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 217px; height: 186px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnSiRRpZxeG98DAxjPR3I8S6NBR2yFeTBD9HlKC0orMvJ_llJkxLGsZFuJKl7Ui4oRWUnN8hmt9-zHu0f7BAT4GJIqI6XVLksSjtX1dd0j3D7bfsz7K6T7LxE-ym0OjdULhNogPTY6yfeS/s320/mullahnasrudin.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5401689643937279394" border="0" /></a><span lang="SV" style="font-size:100%;">Timur Lenk menghadiahi Nasrudin seekor keledai. Nasrudin menerimanya dengan senang hati. Tetapi Timur Lenk berkata, </span></div> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:arial;"><span lang="SV" style="font-size:100%;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:arial;"><span lang="SV" style="font-size:100%;">“Ajari keledai itu membaca. Dalam dua minggu, datanglah kembali ke mari, dan kita lihat hasilnya.” </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:arial;"><span lang="SV" style="font-size:100%;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:arial;"><span lang="SV" style="font-size:100%;">Nasrudin berlalu, dan dua minggu kemudian ia kembali ke istana. Tanpa banyak bicara, Timur Lenk menunjuk ke sebuah buku besar. Nasrudin menggiring keledainya ke buku itu, dan membuka sampulnya. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:arial;"><span lang="SV" style="font-size:100%;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:arial;"><span lang="SV" style="font-size:100%;">Si keledai menatap buku itu, dan tak lama mulai membalik halamannya dengan lidahnya. Terus menerus, dibaliknya setiap halaman sampai ke halaman akhir. Setelah itu si keledai menatap Nasrudin. </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:arial;"><span lang="SV" style="font-size:100%;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:arial;"><span lang="SV" style="font-size:100%;">“Demikianlah,” kata Nasrudin, “Keledaiku sudah bisa membaca.” </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:arial;"><span lang="SV" style="font-size:100%;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:arial;"><span lang="EN-AU" style="font-size:100%;">Timur Lenk mulai menginterogasi, “Bagaimana caramu mengajari dia membaca ?” </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:arial;"><span lang="EN-AU" style="font-size:100%;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:arial;"><span lang="EN-AU" style="font-size:100%;">Nasrudin berkisah, “Sesampainya di rumah, aku siapkan lembaran-lembaran besar mirip buku, dan aku sisipkan biji-biji gandum di dalamnya. Keledai itu harus belajar membalik-balik halam untuk bisa makan biji-biji gandum itu, sampai ia terlatih betul untuk membalik-balik halaman buku dengan benar.” </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:arial;"><span lang="EN-AU" style="font-size:100%;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:arial;"><span lang="SV" style="font-size:100%;">“Tapi,” tukas Timur Lenk tidak puas, “Bukankah ia tidak mengerti apa yang dibacanya ?” </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:arial;"><span lang="SV" style="font-size:100%;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;font-family:arial;"><span lang="SV" style="font-size:100%;">Nasrudin menjawab, “Memang demikianlah cara keledai membaca: hanya membalik-balik halaman tanpa mengerti isinya. Kalau kita membuka-buka buku tanpa mengerti isinya, kita disebut setolol keledai, bukan ?”</span></p>Alik Ibehttp://www.blogger.com/profile/06371975156014652629noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8365622281827392286.post-48032632474278598452009-11-06T01:15:00.000-08:002009-11-06T01:30:45.584-08:00MELINDUNGI HARTA BENDA<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9WQRlVMMlnf8YjVbIIqhdbJZT3i6oYeCoZzEBnx40STzWQcy3WgbMIKohyphenhyphen7d53L0sTcG2d3fkDU0WxcTqyEQyuaamexWSIfLVuNih_GMeOsTPjVIQODMSkKNLXdYn2dFlAQ7hcLt2i4WX/s1600-h/melindungi+harta.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 168px; height: 173px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9WQRlVMMlnf8YjVbIIqhdbJZT3i6oYeCoZzEBnx40STzWQcy3WgbMIKohyphenhyphen7d53L0sTcG2d3fkDU0WxcTqyEQyuaamexWSIfLVuNih_GMeOsTPjVIQODMSkKNLXdYn2dFlAQ7hcLt2i4WX/s320/melindungi+harta.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5400920583376246210" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" >Tidak ada salahnya seorang muslim mengumpulkan kekayaan dengan sepuas-puasnya, asal dengan jalan halal dan disalurkan menurut cara-cara yang dibenarkan oleh hukum syara'.</span></div><div style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0); font-family: arial;"> </div><p style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0); font-family: arial;font-family:arial;">Kalau di sementara agama ada yang beranggapan, bahwa : sesungguhnya orang kaya itu tidak dapat masuk ke kerajaan langit, kecuali kalau unta dapat masuk ke lubang jarum, maka sesungguhnya Islam mengatakan: <span style="font-style: italic;">"Bahwa sebaik-baik harta yang baik adalah milik seorang saleh."</span> (Riwayat Ahmad.)</p><div style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0); font-family: arial;"> </div><p face="arial" style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0); font-family: arial;">Dan selama Islam membenarkan hak milik pribadi, maka praktis Islam akan melindungi hak milik tersebut dengan suatu undang-undang. Dan akan memberikan suatu pengarahan budi agar harta tersebut tidak menjadi sasaran tangan-tangan jahat, baik karena dirampas, dicuri ataupun ditipu.</p><div style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0); font-family: arial;"> </div><p style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0); font-family: arial;">Rasulullah s.a.w. menyebutkan secara global antara kehormatan harta benda, darah dan harga diri dalam suatu susunan. Bahkan ia menilai pencurian itu sebagai hal yang dapat menghilangkan iman. Sabda Nabi :<span style="font-style: italic;"> "Tidak akan mencuri seorang pencuri ketika ia mencuri, padahal dia menyatakan beriman."</span> (Riwayat Bukhari dan Muslim)</p><div style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0); font-family: arial;"> </div><p style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0); font-family: arial;">Dan firman Allah:</p><a style="color: rgb(0, 0, 0); font-family: arial;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxME0iPo_0u5YWRT_0E8dXHCBuhrU9lrGv6S1L7TuaNE09zAZ_aE3S6pqxGRZh-9iILe9Q1Y8fMFFHrv1uhssJyQbvNClQWiiXUoiSTxkazJmjGNkL04h1X6P0MLLmiDvktmvk3MrNKOhs/s1600-h/Al+Maa%27idah+38.JPG"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 63px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxME0iPo_0u5YWRT_0E8dXHCBuhrU9lrGv6S1L7TuaNE09zAZ_aE3S6pqxGRZh-9iILe9Q1Y8fMFFHrv1uhssJyQbvNClQWiiXUoiSTxkazJmjGNkL04h1X6P0MLLmiDvktmvk3MrNKOhs/s320/Al+Maa%27idah+38.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5400918615111964994" border="0" /></a><p style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0); font-family: arial;"> Pencuri laki-laki dan pencuri perempuan, hendaklah kamu potong tangannya, sebagai satu pembalasan terhadap apa yang mereka lakukan dan sebagai contoh yang menakutkan dari Allah; dan Allah Maha Gagah dan Bijaksana (Al Maa'idah 38)</p><div style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0); font-family: arial;"> </div><div style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0); font-family: arial;"> </div><p style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0); font-family: arial;">Dan sabda Rasulullah s.a.w. : <span style="font-style: italic;">"Tidak halal seorang muslim mengambil sebilah tongkat, tanpa niat baik."</span> (Riwayat Ibnu Hibban). Rasulullah katakan demikian, karena kerasnya perlindungan Allah terhadap harta seorang muslim.</p><div style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0); font-family: arial;"> </div><p style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0); font-family: arial;">Dan berfirmanlah Allah Ta'ala :</p><a style="color: rgb(0, 0, 0); font-family: arial;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKpN2M6LZhyphenhyphen6uG7tAiDCsGqCtqwAyxmstOm9V_1WPXM1tLigZjmjv89vnIQHb-tueMfNOscMAbYC2RGsGHyOzkKHo0yon3wBQil-GGeEjINXb0UaSIyj26RwehdQQemeA9pjWOfK6-DsgK/s1600-h/An+Nisaa%27+29.JPG"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 87px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKpN2M6LZhyphenhyphen6uG7tAiDCsGqCtqwAyxmstOm9V_1WPXM1tLigZjmjv89vnIQHb-tueMfNOscMAbYC2RGsGHyOzkKHo0yon3wBQil-GGeEjINXb0UaSIyj26RwehdQQemeA9pjWOfK6-DsgK/s320/An+Nisaa%27+29.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5400919295760893026" border="0" /></a><a style="color: rgb(0, 0, 0); font-family: arial;" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxME0iPo_0u5YWRT_0E8dXHCBuhrU9lrGv6S1L7TuaNE09zAZ_aE3S6pqxGRZh-9iILe9Q1Y8fMFFHrv1uhssJyQbvNClQWiiXUoiSTxkazJmjGNkL04h1X6P0MLLmiDvktmvk3MrNKOhs/s1600-h/Al+Maa%27idah+38.JPG"></a><p style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0); font-family: arial;"> Hai orang-orang yang beriman! Jangan kamu makan harta-harta kamu di antara kamu dengan cara batil, kecuali melalui perdagangan dengan saling merelakan dari antara kamu. (An Nisaa' 29)</p>Alik Ibehttp://www.blogger.com/profile/06371975156014652629noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8365622281827392286.post-85109646539206614572009-11-05T05:57:00.000-08:002009-11-05T06:08:53.049-08:00DOA DAN DZIKIR<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiS2aYQWIeB6sKDKvhsPWntgMoks7HGzL2OLFj2j7Y86bkBrcwfjqkmU8cXrkiIt6b82kxU6x7czBaHD1udCs84dgJ6EC0ELRbM_QSiza-GTkLUqJFSQkUs5M8Bz_RvT-CC3lUZpQSbSwmY/s1600-h/syaikh-maulana-dzikir.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 240px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiS2aYQWIeB6sKDKvhsPWntgMoks7HGzL2OLFj2j7Y86bkBrcwfjqkmU8cXrkiIt6b82kxU6x7czBaHD1udCs84dgJ6EC0ELRbM_QSiza-GTkLUqJFSQkUs5M8Bz_RvT-CC3lUZpQSbSwmY/s320/syaikh-maulana-dzikir.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5400621157461355682" border="0" /></a><br /><span style="font-weight: bold;font-family:arial;font-size:100%;" ><span lang="EN-US"><br />DOA </span></span><p style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" class="MsoNormal"> </p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span lang="EN-US">Ya Allah </span></span> </p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span lang="EN-US"><span style="font-family:arial;">sesungguhnya aku memohon kepadaMu </span><br /></span></span></p><p style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span lang="EN-US">segala yang mewajibkan rahmatMu</span></span></p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span lang="EN-US">dan segala yang meneguhkan keampunanMu</span></span></p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span lang="EN-US">dan keselamatan dari segala dosa</span></span></p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span lang="EN-US">dan mendapat keuntungan dari segala kebajikan.</span></span></p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span lang="EN-US">Janganlah Engkau tinggalkan dosa padaku</span></span></p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span lang="EN-US">kecuali Engkau mengampuninya</span></span></p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span lang="EN-US">dan tidak ada kegelisahanku</span></span></p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span lang="EN-US">kecuali Engkau menghilangkannya</span></span></p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span lang="EN-US">dan tiada kesusahan </span></span></p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span lang="EN-US">tanpa Engkau melapangkannya</span></span></p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span lang="EN-US">dan tak ada kemelaratan </span></span></p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span lang="EN-US">kecuali Engkau lenyapkan dia</span></span></p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span lang="EN-US">dan tak ada sesuatu hajat yang Engkau ridhai</span></span></p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span lang="EN-US">kecuali Engkau memberikannya.</span></span></p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span lang="EN-US">Wahai Yang Maha Rahim</span></span></p><p style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span lang="EN-US"> (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)</span></span></p><p style="color: rgb(0, 0, 0); font-weight: bold;font-family:arial;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span lang="EN-US"><br /></span></span></p><p style="color: rgb(0, 0, 0); font-weight: bold;font-family:arial;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span lang="EN-US">DZIKIR<br /></span></span> </p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span lang="EN-US">Ya Mukminu Aaminnaa Waamin Ahlanaa wa baladanaa</span></span></p><p style="color: rgb(0, 0, 0); font-family: arial;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span lang="EN-US">Ya Tuhan yang memberi keamanan</span></span></p> <p style="color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span lang="EN-US">berilah keamanan bagi kami, keluarga kami dan negeri kami</span></span></p><p face="arial" style="color: rgb(0, 0, 0);" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span lang="EN-US"><br /></span></span></p>Alik Ibehttp://www.blogger.com/profile/06371975156014652629noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8365622281827392286.post-52943694633808870152009-11-04T02:50:00.000-08:002009-11-05T06:13:22.785-08:00TAWAKKAL<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5Tl6S9PiFUBGObGl7EbmX5PNPCAZNrSpDsg9M6XSRbb8tcvDPjQtwfMbDBI_XLenGtFsSkp2GfyRXwVF_Q_C2YP4nafflXCJC2Qv_u6kpZSU2FQrDXA1WHh4p-52bFQPcWmeNhDGlGgoi/s1600-h/tawakkal+1.jpeg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 254px; height: 167px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5Tl6S9PiFUBGObGl7EbmX5PNPCAZNrSpDsg9M6XSRbb8tcvDPjQtwfMbDBI_XLenGtFsSkp2GfyRXwVF_Q_C2YP4nafflXCJC2Qv_u6kpZSU2FQrDXA1WHh4p-52bFQPcWmeNhDGlGgoi/s320/tawakkal+1.jpeg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5400214120607518530" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-family:arial;">Tawakkal adalah kesungguhan hati dalam bersandar kepada Allah Ta’ala untuk mendapatkan kemaslahatan serta mencegah bahaya, baik menyangkut urusan dunia maupun akhirat. Allah Ta’ala berfirman :</span><br /></div><div style="text-align: justify; font-family: arial; color: rgb(0, 0, 0);"><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgq1n_bl6WhFLiVfuIraRQNmD9nHedibd0LN6NEv-dhHDlDcLXfHEFOwXrk1Stdo0X00GhoyYdvg7Ax4E7KW1S2O8-MOu9BIC8QiRC3JDCWpzA6RkP0OHanvIe_0bcMqfHpuhw0Y5CS4v5R/s1600-h/At+Thalaaq+3.JPG"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 312px; height: 57px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgq1n_bl6WhFLiVfuIraRQNmD9nHedibd0LN6NEv-dhHDlDcLXfHEFOwXrk1Stdo0X00GhoyYdvg7Ax4E7KW1S2O8-MOu9BIC8QiRC3JDCWpzA6RkP0OHanvIe_0bcMqfHpuhw0Y5CS4v5R/s320/At+Thalaaq+3.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5400201116674492738" border="0" /></a><em></em>Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu (Ath Thalaaq 3)<br /><br />Banyak di antara para ulama yang telah menjelaskan makna Tawakkal, diantaranya adalah Al Allamah Al Munawi. Beliau mengatakan, <em>“Tawakkal adalah menampakkan kelemahan serta penyandaran (diri) kepada yang diTawakkali.”</em> (<em>Faidhul Qadir</em>, 5/311). Ibnu ‘Abbas <em>radhiyAllahu’anhuma</em> mengatakan bahwa Tawakkal bermakna percaya sepenuhnya kepada Allah Ta’ala. Imam Ahmad mengatakan, <em>“Tawakkal berarti memutuskan pencarian disertai keputus-asaan terhadap makhluk.”</em> Al Hasan Al Bashri pernah ditanya tentang Tawakkal, maka beliau menjawab, <em>“Ridho kepada Allah Ta’ala”</em>, Ibnu Rojab Al Hanbali mengatakan, <em>“Tawakkal adalah bersandarnya hati dengan sebenarnya kepada Allah Ta’ala dalam memperoleh kemashlahatan dan menolak bahaya, baik urusan dunia maupun akhirat secara keseluruhan.”</em> Al Hafizh Ibnu Hajar Al Asqolani mengatakan, <em>“Tawakkal yaitu memalingkan pandangan dari berbagai sebab setelah sebab disiapkan."<br /><br /></em>Allah berfirman :<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7e51rXlyFeOeHLcXZWcm8KZsxWcwpU0KhBf5zwMKsLLLe8NHsZZXwEPteLudPbLV_cjSS8m6S987UbBXr9C3TbZ1pMvckDrPRoH28ZmIf5xDo8vi1crvUCLspkCQWNXk5_Sowe2HkkkcK/s1600-h/Alam+Nasyrah+1.JPG"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 155px; height: 32px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7e51rXlyFeOeHLcXZWcm8KZsxWcwpU0KhBf5zwMKsLLLe8NHsZZXwEPteLudPbLV_cjSS8m6S987UbBXr9C3TbZ1pMvckDrPRoH28ZmIf5xDo8vi1crvUCLspkCQWNXk5_Sowe2HkkkcK/s320/Alam+Nasyrah+1.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5400203992910888594" border="0" /></a>Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? (Alam Nasyrah 1)<br /><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiskF3nNuQl88TNMrLUL2HQXo8c9SxmkRHl8nPdOfO-xDyD2H2aFy2FAiCqnGccNG_iTMW9PmsbrxTUSGsCzeSdVgDkuaDkQ_ymQICnKDgK6RPGiKg-bWvoBMDB4TAN2m70lFcrA8xxuiFb/s1600-h/Al+Ahzab+1.JPG"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 58px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiskF3nNuQl88TNMrLUL2HQXo8c9SxmkRHl8nPdOfO-xDyD2H2aFy2FAiCqnGccNG_iTMW9PmsbrxTUSGsCzeSdVgDkuaDkQ_ymQICnKDgK6RPGiKg-bWvoBMDB4TAN2m70lFcrA8xxuiFb/s320/Al+Ahzab+1.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5400205614219515858" border="0" /></a>Hai Nabi, bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu menuruti (keinginan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana (Al Ahzab 1)<br /><br />Ibnul Qayyim berkata, “Tawakkal adalah faktor paling utama yang bisa mempertahankan seseorang ketika tidak memiliki kekuatan dari serangan makhluk lainnya yang menindas serta memusuhinya. Tawakkal adalah sarana yang paling ampuh untuk menghadapi keadaan seperti itu, karena ia telah menjadikan Allah sebagai pelindungnya atau yang memberinya kecukupan. Maka barang siapa yang menjadikan Allah sebagai pelindungnya serta yang memberinya kecukupan, maka musuhnya itu tak akan bisa mendatangkan bahaya padanya.” (<em>Bada’i Al-Fawa’id</em> 2/268)<br /><br />Ibnu Abbas berkata, <em>“Kata-kata terakhir yang diucapkan oleh Nabi Ibrahim ketika ia dilemparkan ke tengah bara api adalah: ‘Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah sebaik-baik pelindung’.”</em> (HR. Bukhari)<br /><br /><p>Rosululloh <em>ShallAllahu ‘alaihi wa sallam</em> bersabda, <em>“Sungguh, seandainya kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, niscaya kalian akan diberi rizki sebagaimana burung-burung. Mereka berangkat pagi-pagi dalam keadaan lapar, dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang.”</em> (HR. Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Al-Hakim)</p> <p>Dalam hadits yang mulia ini Rosululloh menjelaskan bahwa orang yang bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, pastilah dia akan diberi rizki. Bagaimana tidak, karena dia telah bertawakkal kepada Dzat Yang Maha Hidup yang tidak pernah mati. Abu Hatim Ar Razy berkata, <em>“Hadist ini merupakan tonggak tawakkal. Tawakkal kepada Allah itulah faktor terbesar dalam mencari riqzi.”</em> Karena itu, barangsiapa bertawakkal kepadaNya, niscaya Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan mencukupinya.<br /></p><p>Allah berfirman : </p><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgq1n_bl6WhFLiVfuIraRQNmD9nHedibd0LN6NEv-dhHDlDcLXfHEFOwXrk1Stdo0X00GhoyYdvg7Ax4E7KW1S2O8-MOu9BIC8QiRC3JDCWpzA6RkP0OHanvIe_0bcMqfHpuhw0Y5CS4v5R/s1600-h/At+Thalaaq+3.JPG"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 312px; height: 57px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgq1n_bl6WhFLiVfuIraRQNmD9nHedibd0LN6NEv-dhHDlDcLXfHEFOwXrk1Stdo0X00GhoyYdvg7Ax4E7KW1S2O8-MOu9BIC8QiRC3JDCWpzA6RkP0OHanvIe_0bcMqfHpuhw0Y5CS4v5R/s320/At+Thalaaq+3.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5400201116674492738" border="0" /></a><p><em></em><span style="font-style: italic;">Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya</span><em>. Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendakiNya). Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu </em>(Ath-Thalaaq: 3).<br /></p><p>Ar Rabi’ bin Khutsaim berkata mengenai ayat tersebut, <em>“Yaitu mencukupinya dari segala sesuatu yang membuat sempit manusia.”</em></p><p>Mewujudkan Tawakkal bukan berarti meniadakan usaha. Allah memerintahkan hamba-hambaNya untuk berusaha sekaligus bertawakkal. Berusaha dengan seluruh anggota badan dan bertawakkal dengan hati merupakan perwujudan iman kepada Allah Ta’ala.</p><p>Kalau kita mau merenungi maka dapat kita katakan bahwa pengaruh tawakkal itu tampak dalam gerak dan usaha seseorang ketika bekerja untuk mencapai tujuan-tujuannya. Imam Abul Qasim Al-Qusyairi mengatakan, “Ketahuilah sesungguhnya tawakkal itu letaknya di dalam hati. Adapun gerak lahiriah maka hal itu tidak bertentangan dengan tawakkal yang ada di dalam hati setelah seseorang meyakini bahwa rizki itu datangnya dari Allah. Jika terdapat kesulitan, maka hal itu adalah karena takdir-Nya. Dan jika terdapat kemudahan maka hal itu karena kemudahan dariNya.” (<em>Murqatul Mafatih</em>, 5/157)</p><p>Tawakkal tidaklah berarti meninggalkan usaha. Hendaknya setiap muslim bersungguh-sungguh dan berusaha untuk mendapatkan penghidupan. Hanya saja ia tidak boleh menyandarkan diri pada kelelahan, kerja keras dan usahanya, tetapi ia harus meyakini bahwa segala urusan adalah milik Allah, dan bahwa rizki itu hanyalah dari Dia semata.</p><p><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBD36EQbs2DgYrs0BM9PYmNjqO_SdePp9XVE4FeDAshyjdPhHBbTq8KV6KKF17GyBGeWCWkedhF7HrwqUtxpeoi6vo8Vot0T-_YAMH3FgFgKPPsEyVNBAWnmDeoUeT6keVUFh6KCv86OpI/s1600-h/tawakkal+2.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 246px; height: 246px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBD36EQbs2DgYrs0BM9PYmNjqO_SdePp9XVE4FeDAshyjdPhHBbTq8KV6KKF17GyBGeWCWkedhF7HrwqUtxpeoi6vo8Vot0T-_YAMH3FgFgKPPsEyVNBAWnmDeoUeT6keVUFh6KCv86OpI/s320/tawakkal+2.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5400215248362033810" border="0" /></a></p></div>Alik Ibehttp://www.blogger.com/profile/06371975156014652629noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8365622281827392286.post-53722920216325914622009-11-03T20:56:00.000-08:002009-11-05T06:13:53.086-08:00KEADILAN DAN KELALIMAN<span style="color: rgb(0, 0, 0);font-size:100%;" ><span style="font-family:arial;">CERITA NASRUDIN</span></span><span style="color: rgb(0, 0, 0);"> HOJA</span><br /><div style="text-align: left; color: rgb(0, 0, 0);"><br /><div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwJl7HRN5dokhgMzTKj4k7al3iWYKrtgyGZhMPFEV7b8CNmU4PEOoNR6xmBbSV54rJENxdb4IZRPrXLy6g0cvgJQmOxYhKNm5W1s0QnAMfnXK84FJ1kbsc1uE80YbsOZ7EWiW4oRl5fRTx/s1600-h/nasrudin+hoja.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 172px; height: 204px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwJl7HRN5dokhgMzTKj4k7al3iWYKrtgyGZhMPFEV7b8CNmU4PEOoNR6xmBbSV54rJENxdb4IZRPrXLy6g0cvgJQmOxYhKNm5W1s0QnAMfnXK84FJ1kbsc1uE80YbsOZ7EWiW4oRl5fRTx/s320/nasrudin+hoja.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5400109572938181170" border="0" /></a><span style="font-size:100%;">Tak lama setelah menduduki kawasan Anatolia, Timur Lenk mengundangi para ulama di kawasan itu. Setiap ulama beroleh pertanyaan yang sama:</span></div></div><p style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;"> <span style="font-size:100%;">"Jawablah: apakah aku adil ataukah lalim. Kalau menurutmu aku adil, maka dengan keadilanku engkau akan kugantung. Sedang kalau menurutmu aku lalim, maka dengan kelalimanku engkau akan kupenggal."</span></p><p style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;"> <span style="font-size:100%;">Beberapa ulama telah jatuh menjadi korban kejahatan Timur Lenk ini. Dan akhirnya, tibalah waktunya Nasrudin diundang. Ini adalah perjumpaan resmi Nasrudin yang pertama dengan Timur Lenk. Timur Lenk kembali bertanya dengan angkuh :</span></p><p style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;"> <span style="font-size:100%;">"Jawablah: apakah aku adil ataukah lalim. Kalau menurutmu aku adil, maka dengan keadilanku engkau akan kugantung. Sedang kalau menurutmu aku lalim, maka dengan kelalimanku engkau akan kupenggal."</span></p><p style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;"> <span style="font-size:100%;">Dan dengan menenangkan diri, Nasrudin menjawab :</span></p><p style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;"> <span style="font-size:100%;">"Sesungguhnya, kamilah, para penduduk di sini, yang merupakan orang-orang lalim dan abai. Sedangkan Anda adalah pedang keadilan yang diturunkan Allah yang Maha Adil kepada kami."</span></p><p style="text-align: justify; color: rgb(0, 0, 0);font-family:arial;"> <span style="font-size:100%;">Setelah berpikir sejenak, Timur Lenk mengakui kecerdikan jawaban itu. Maka untuk sementara para ulama terbebas dari kejahatan Timur Lenk lebih lanjut.</span></p><p style="text-align: justify;font-family:arial;"><span style="font-size:100%;"><br /></span></p>Alik Ibehttp://www.blogger.com/profile/06371975156014652629noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8365622281827392286.post-14946013013173715622009-11-03T04:05:00.000-08:002009-11-05T06:14:51.424-08:00SHOLAT<span style="color: rgb(0, 0, 0);">Firman Allah :</span><br /><br /><div style="text-align: justify;"><a style="color: rgb(0, 0, 0);" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi45DX43YoFewlsnNMrhZZr-zh2qXprlc2f3NRWGRONjl7zJ-EZFFXFS9Wu_4jw2ezZIOhFSHTrXzFWyyWTDHf5A4X4wXei67bQehYdmxnzq1X7zeXB6CbAiYWFNkBga4AjiQ0v2S55fMkT/s1600-h/At+Taubah+11.JPG"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 320px; height: 58px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi45DX43YoFewlsnNMrhZZr-zh2qXprlc2f3NRWGRONjl7zJ-EZFFXFS9Wu_4jw2ezZIOhFSHTrXzFWyyWTDHf5A4X4wXei67bQehYdmxnzq1X7zeXB6CbAiYWFNkBga4AjiQ0v2S55fMkT/s320/At+Taubah+11.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5399847551831301698" border="0" /></a><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui (At Taubah 11)</span><br /><br /><a style="color: rgb(0, 0, 0);" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggSAvA8TwCXy4kHc785_6oku-QLsWSmEVfvJb1Oko83dsCdtArgeXRmOzhKAkF3zy9mnMntr-7RYZQOuVpehsJGYkHYL3cUyLIBBDvxmiGXOQKIbpBW8WQrDR0vbxpAh5wMZtyZTWrgQ_0/s1600-h/sholat.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 210px; height: 168px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggSAvA8TwCXy4kHc785_6oku-QLsWSmEVfvJb1Oko83dsCdtArgeXRmOzhKAkF3zy9mnMntr-7RYZQOuVpehsJGYkHYL3cUyLIBBDvxmiGXOQKIbpBW8WQrDR0vbxpAh5wMZtyZTWrgQ_0/s320/sholat.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5399848470727472098" border="0" /></a><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Kewajiban sholat lima waktu adalah perkara yang disepakati oleh seluruh kaum Muslimin, namun sangat disayangkan realitanya masih banyak kaum Muslimin yang melalaikan kewajiban ini, bahkan meninggalkannya secara menyeluruh. Tidaklah hal ini terjadi kecuali karena semakin jauhnya ummat Islam dari ilmu al-Qur’an dan as-Sunnah serta bimbingan para Ulama. Padahal para Ulama telah sepakat akan besarnya dosa meninggalkan sholat dan bahaya yang akan menimpa pelakunya di dunia dan akhirat.</span><br /><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Berkata al-Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah: “(Ulama) kaum Muslimin tidak berbeda pendapat bahwa meninggalkan sholat wajib dengan sengaja termasuk dosa besar, dan bahkan dosanya di sisi Allah lebih besar dari dosa membunuh jiwa, dosa mengambil harta orang (tanpa alasan yang benar), dan juga lebih besar dari dosa zina, pencurian, minum khamar, dan bahwasannya perbuatan tersebut juga mengundang hukuman dan kemarahan Allah serta kehinaan di dunia dan akhirat.” (Kitabus Sholah wa Hukmu Tarikiha, hal. 29)</span><br /><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Asy-Syaikh Rabi’ Bin Hadi Al-Madkhali hafizhahullah menerangkan: “Sesungguhnya sholat merupakan perkara yang agung dalam Islam dan memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah Ta’ala, di sisi Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman, yaitu merupakan rukun kedua dari rukun Islam setelah dua kalimat syahadat. Dari Ibnu Umar radhiyallahu’anhuma, bahwasanya Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:</span><br /><br /><div style="text-align: right; color: rgb(0, 0, 0);">بُني الإسلام على خمس: شهادة أن لا إله إلا الله وأن محمداً رسول الله وإقام الصلاة وإيتاء الزكاة وصوم رمضان وحج البيت لمن استطاع إليه سبيلا<br /></div><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">'Islam dibangun di atas lima rukun: bersaksi bahwasannya tiada yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah; mendirikan sholat; menunaikan zakat; berpuasa pada bulan ramadhan; berhaji ke baitullah bagi yang mampu'.” (Makanatus Sholah fil Islam wa Atsaruhat Thoyibah, hal. 1)</span><br /><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Karena pentingnya sholat, sampai-sampai tidak ada alasan apapun untuk meninggalkan sholat, kecuali wanita yang haid atau nifas dan orang gila atau mati. Sholat lima waktu tetap wajib ditegakkan dalam keadaan bagaimana pun juga, baik dalam keadaan perang maupun aman, ketika safar maupun muqim, saat sibuk maupun lapang, ketika kaya maupun miskin, saat sehat maupun sakit, separah apapun sakitnya, ada air maupun tidak, apakah mampu menggunakan air atau tidak, serta tidak pula dengan alasan lupa atau tertidur.</span><br /><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Diantara keutamaan sholat yang akan diraih seorang hamba apabila dia menjaga sholatnya dan menjauhi dosa-dosa besar adalah terhapusnya kesalahan-kesalahan. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:</span><br /><br /><div style="text-align: right; color: rgb(0, 0, 0);">أرأيتم لو أن نهراً بباب أحدكم يغتسل منه كل يوم خمس مراتٍ هل يبقى من درنه شيءٌ قالوا لا يبقى من درنه شيءٌ قال فذلك مثل الصلوات الخمس يمحو الله بهن الخطايا<br /></div><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">“Bagaimana pendapat kalian seandainya di depan pintu seorang dari kalian ada sungai yang dia mandi darinya setiap hari lima kali, apakah masih tersisa kotorannya walau sedikit? Para Sahabat menjawab, ‘tidak tersisa kotorannya sedikitpun’. Beliau bersabda: 'Demikianlah sholat lima waktu, dengannya Allah Ta’ala menghapus kesalahan-kesalahan'.” (Muttafaqun ‘alaihi dari Abu Hurairoh radhiyallahu’anhu)</span><br /><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">Bahkan sholat adalah amalan pertama yang akan diadili pada hari kiamat dan menjadi penentu bagi baiknya amalan-amalan yang lain. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:</span><br /><br /><div style="text-align: right; color: rgb(0, 0, 0);">إن أول ما يحاسب به العبد يوم القيامة من عمله الصلاة فإن صلحت فقد أفلح و أنجح و إن فسدت فقد خاب و خسر و إن انتقص من فريضة قال الرب انظروا هل لعبدي من تطوع ؟ فيكمل بها ما انتقص من الفريضة ثم يكون سائر عمله على ذلك<br /></div><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">“Sesungguhnya amalan pertama seorang hamba yang akan diadili pada hari kiamat adalah sholat, jika baik sholatnya maka dia telah menang dan selamat, namun jika rusak sholatnya maka dia telah celaka dan merugi. Dan jika kurang (sholat) wajibnya, Allah berfirman, 'lihatlah apakah hamba-Ku memiliki (sholat) sunnah?' Maka dengan (sholat) sunnah tersebut disempurnakanlah (sholat) wajibnya, kemudian semua amalan dihisab seperti itu.” (HR. Tirmidzi no. 413, dishohihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shohihul Jami’ no. 2020)</span><br /><br /><div style="text-align: right; color: rgb(0, 0, 0);">أول ما يحاسب عليه العبد يوم القيامة الصلاة فإن صلحت صلح سائر عمله وإن فسدت فسد سائر عمله<br /></div><br /><span style="color: rgb(0, 0, 0);">“Amalan pertama seorang hamba yang akan dihisab pada hari kiamat adalah sholat, jika baik sholatnya maka baik pula seluruh amalannya, namun jika rusak sholatnya maka rusak pula seluruh amalannya.” (HR. Thabrani dalam al-Aushat, dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shohihut Targhib, no. 376)</span><br /><br /></div>Alik Ibehttp://www.blogger.com/profile/06371975156014652629noreply@blogger.com1